Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Firman Yusi menyatakan bakal mengkaji "Gerakan Baratib Baamal" di bawah pimpinan Penghulu Rasyid di Kabupaten Tabalong.

"Gerakan Baratib Baamal pimpinan Penghulu Rasyid bukan cuma sekedar catatan sejarah, tapi ada beberapa hal yang patut menjadi kajian," ujar Firman Yusi saat dikonfirmasi di Banjarmasin, Senin.

Baca juga: Festival Nan Sarunai ajang populerkan seni budaya di sekitar IKN

Pasalnya, Firman menuturkan Gerakan Baratib Baamal pimpinan Penghulu Rasyid syarat dengan keteladanan bagi generasi kini dan mendatang sebagai kearifan lokal.

Oleh karena itu, Firman Yusi yang juga Sekretaris Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalsel mengapresiasi terhadap Mengkaji Gerakan Baratib Baamal di Tanah Tabalong Pimpinan Penghulu Rasyid.

Baratib baamal adalah salah satu pergerakan para pejuang Banjar saat melawan penjajah Belanda. Salah satu pertempuran bersejarah gerakan baratib baamal pertempuran di Banua Lawas Tabalong Pimpinan Penghulu Rasyid.
 

Firman berharap kegiatan Mangkaji Gerakan Baratib Baamal Pimpinan Penghulu Rasyid tersebut dapat memotivasi atau menjadi masukkan untuk kemajuan "Bumi Saraba Kawa" atau Kabupaten Tabalong.

"Apalagi Tabalong berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara nanti yang berkedudukan di Kalimantan Timur (Kaltim) sehingga Gerakan Baratib Baamal bisa sebagai salah satu pertimbangan dalam penataan daerah ke depan yang lebih baik," ucap Firman.

Baca juga: Kriminal Kalsel Kemarin, patroli cegah aksi geng motor hingga netralitas kades

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Firman Yusi saat menghadiri kegiatan "Mangkaji Gerakan Baratib Baamal Pimpinan Penghulu Rasyid di Tanjung, Kabupaten Tabalong, Senin (30/10/2023). (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)
 
Mengkaji Gerakan Baratib Baamal Pimpinan Penghulu Rasyid itu menghadirkan tiga pembicara, yaitu Firman Yusi, akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Wahyudi dan Mursalin, serta akademisi dari Sekolah Tinggi Ilmu Tasauf (STIT) Tabalong M Husni.

Catatan sejarah Penghulu Rasyid ditangkap dan dipenggal kawan sendiri yang kemudian memihak kepada penjajah Belanda karena tergiur dengan hadiah cukup besar, yaitu imbalan 1.000 dan bebas pajak tujuh turunan.

Baca juga: Honor guru TPA di Tabalong naik jadi Rp600 ribu per bulan

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023