Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi sekaligus penyuluh Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan Junaidi memperkirakan 12 ribu batang Cabai Rawit Hiyung siap panen yang terbakar sejak Jumat siang.
"Berdasarkan laporan perani, yang pasti sudah ada tiga hekare yang terbakar," ujar Junaidi di Desa Hiyung, Tapin, Jumat malam.
Junaidi menyebutkan lahan cabai rawit yang terbakar lebih dari tiga hektare karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi sejak siang dan masih berlangsung hingga Jumat malam ini.
Cabai Rawit Hiyung siap panen ini, diungkapkan Junaidi, rata-rata bisa produksi 4-6 ton per hektare. Jika harga cabai sekitar Rp45 ribu per kilogram, maka petani ditaksir mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Semuanya siap panen," ujarnya.
Lahan Cabai Rawit Hiyung terbakar di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Jum'at (15/9/2023). ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah
Sementara itu, warga Desa Hiyung RT04 Tapin, Ardiansyah (60) mengaku bersama keluarga sempat berupaya memadamkan api menggunakan semportan rumput.
"Ada 4.000 batang pohon yang terbakar," ungkap Ardiansyah.
Ardiansyah memperkirakan 4.000 batang pohon Cabai Hiyung miliknya turut terbakar dengan nilai kerugian sekitar Rp100 juta.
"Kita harapkan setelah bencana ini ada bantuan dari pemerintah," tutur Ardiansyah.
Hingga kini, api masih terlihat membumbung tinggi di beberapa titik, BPBD beserta masyarakat terlihat kewalahan berupaya memadamkan api.
"Kita masih berusaha memadamkan api," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin Sofyan.
Saat ini api masih berkobar dan meluas membakar semak belukar dan lahan Cabai Rawit Hiyung. Selain air yang minim, keadaan diperparah oleh hembusan angin yang terbilang kencang.
Mengenai Cabai Rawit Hiyung ini merupakan varietas tanaman lokal khas Desa Hiyung, Kabupaten Tapin yang tumbuh di lahan rawa lebak.