Balai Wilayah Sungai (BWS) wilayah III menggelar apel kesiapsiagaan bencana dalam menghadapi cuaca yang sulit diprediksi, bahkan dengan mudah dapat berubah ubah secara ektrem, seperti tahun tahun sebelumnya.
Jika curah hujan tinggi dan cuaca tak menentu sangat berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor, dan jika kemarau seperti saat ini berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), kata Kepala BWS wilayah III, I Putu Eddy Purna Wijaya, di Banjarmasin, Selasa.
Baca juga: WFP: Konflik Sudan 6,3 juta penduduk menuju bencana kelaparan
Itu dikemukakan Kabalai saat memimpin apel kesiapsiagaan bencana, yang dihadiri oleh 69 personil, pejabat struktural, BPBD Kalsel dan BPBD Banjarmasin, disamping masyarakat peduli sungai (Melingai) di lapangan penyimpanan alat berat PUPR Trisakti.
Menurut Kabalai kebakatan hutan dan lahan mengakibatkan dampak negatif seperti kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta menimbulkan kabut asap.
Kondisi demikian menuntut semua pihak untuk senantiasa siap siaga dan melakukan berbagai langkah antisipasi guna meminimalisir kerugian, katanya seraya mengungkap data banjir periode Januari-Maret 2023, dan bencana kekeringan Mei-Agustus 2023 di Kalsel 38 kali banjir dan 405 Karhutla. Bencana Karhutla menimbulkan kebakaran seluas 7,4 ribu hektare.
"Melihat data tersebut membuktikan ancaman bencana cukup besar, terlebih saat ini lagi musim kemarau, dimana banyak lahan yang mengalami kekeringan yang mudah terbakar," katanya.
Baca juga: Warga Tanah Bumbu dilatih jadi relawan cegah bencana
Sementara laporan ketua Satgas Kesiapsiagaan bencana BWS disebutkan bahwa tujuan apel ini guna menyiapkan personil khususnya lingkungan BWS Kalimantan III dalam mengantisipasi bencana di wilayah ini.
Dilaporkan untuk kesiapsiagaan tersebut terdapat 3012 unit Bronjong, 5.065 unit geobag standar, 1.940 unit geobag, dan 100 unit sandbag. Kemudian alat disebutkan eksavator, amphibious eksavator mini dan yang long, dumtruk, truk carena, selfloade, mobil pump, poma alkon, mesin perahu, perahu karet, forklift, lighting tower, serta mesin jahit geotekstil.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Jika curah hujan tinggi dan cuaca tak menentu sangat berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor, dan jika kemarau seperti saat ini berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), kata Kepala BWS wilayah III, I Putu Eddy Purna Wijaya, di Banjarmasin, Selasa.
Baca juga: WFP: Konflik Sudan 6,3 juta penduduk menuju bencana kelaparan
Itu dikemukakan Kabalai saat memimpin apel kesiapsiagaan bencana, yang dihadiri oleh 69 personil, pejabat struktural, BPBD Kalsel dan BPBD Banjarmasin, disamping masyarakat peduli sungai (Melingai) di lapangan penyimpanan alat berat PUPR Trisakti.
Menurut Kabalai kebakatan hutan dan lahan mengakibatkan dampak negatif seperti kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta menimbulkan kabut asap.
Kondisi demikian menuntut semua pihak untuk senantiasa siap siaga dan melakukan berbagai langkah antisipasi guna meminimalisir kerugian, katanya seraya mengungkap data banjir periode Januari-Maret 2023, dan bencana kekeringan Mei-Agustus 2023 di Kalsel 38 kali banjir dan 405 Karhutla. Bencana Karhutla menimbulkan kebakaran seluas 7,4 ribu hektare.
"Melihat data tersebut membuktikan ancaman bencana cukup besar, terlebih saat ini lagi musim kemarau, dimana banyak lahan yang mengalami kekeringan yang mudah terbakar," katanya.
Baca juga: Warga Tanah Bumbu dilatih jadi relawan cegah bencana
Sementara laporan ketua Satgas Kesiapsiagaan bencana BWS disebutkan bahwa tujuan apel ini guna menyiapkan personil khususnya lingkungan BWS Kalimantan III dalam mengantisipasi bencana di wilayah ini.
Dilaporkan untuk kesiapsiagaan tersebut terdapat 3012 unit Bronjong, 5.065 unit geobag standar, 1.940 unit geobag, dan 100 unit sandbag. Kemudian alat disebutkan eksavator, amphibious eksavator mini dan yang long, dumtruk, truk carena, selfloade, mobil pump, poma alkon, mesin perahu, perahu karet, forklift, lighting tower, serta mesin jahit geotekstil.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023