Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan melaksanakan vaksinasi terhadap hewan-hewan untuk mencegah penyebaran penyakit rabies dari anjing dan kucing di lingkungan warga.
“Beberapa waktu lalu kami telah melaksanakan vaksinasi terhadap hewan-hewan di lingkungan warga Kecamatan Halong, yaitu di Desa Kapul, Mamigang dan Gunung Riyut,” kata Kepala Bidang Peternakan DKP3 Balangan Mariani di Balangan, Jum’at.
Baca juga: Kemenkes: Masih ada empat juta dosis vaksin COVID-19 disediakan gratis
Mariani menuturkan bahwa vaksinasi rabies di Kecamatan Halong sudah menjadi agenda rutin, warga akan terus diedukasi mengenai bahaya rabies agar kesadaran akan pelaksanaan vaksinasi meningkat.
Mariani melanjutkan, sebelumnya vaksinasi telah dilakukan di Desa Mamigang sebanyak 44 ekor hewan dan kali ini vaksinasi dilanjutkan ke Desa Gunung Riyut sebanyak 51 ekor, dengan target sebanyak 200 ekor.
Menurut Mariani yang menjadi kendala sampai saat ini yaitu, kesadaran para warga untuk melakukan vaksinasi hewan peliharaannya secara sukarela sangat kurang.
Mariani mengungkapkan akan terus mengedukasi masyarakat untuk bisa secara sukarela mengizinkan anjingnya untuk di vaksinasi, karena masih ada warga yang khawatir anjingnya mati setelah dilakukan vaksin.
Padahal ucap Mariani bisa saja, ketika diberikan vaksin menimbulkan reaksi hingga menyebabkan anjing mati, bisa jadi itu salahsatu tanda bahwa pada anjing tersebut memang sudah ada bibit virus rabies.
Baca juga: Info Haji-Kemenkes: Vaksin meningitis jadi fitur tambahan SatuSehat Mobile
"Itu bisa saja menjadi tanda bahwa anjing tersebut sudah memiliki bibit rabies," ucapnya.
Mariani berharap masyarakat lebih sadar dan lebih waspada mengenai penyakit hewan menular, serta lebih aktif dalam mencegah sedari awal dengan cara memberikan vaksin.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) sepanjang 2023 di Indonesia, 11 di antaranya meninggal dunia.
Dalam rilis resminya Kemenkes menyebutkan sudah ada 23.211 kasus gigitan yang telah mendapatkan vaksin antirabies, dan situasi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI dr Imran Pambudi menyebutkan rabies masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
“Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang,” ungkap dr Imran beberapa waktu lalu.
Diketahui saat ini ada 25 provinsi yang menjadi endemis rabies tetapi hanya delapan provinsi yang bebas rabies, yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, dan Papua.
Baca juga: ARUS MUDIK-Pemkab Tabalong berikan layanan vaksinasi COVID-19 bagi pemudik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
“Beberapa waktu lalu kami telah melaksanakan vaksinasi terhadap hewan-hewan di lingkungan warga Kecamatan Halong, yaitu di Desa Kapul, Mamigang dan Gunung Riyut,” kata Kepala Bidang Peternakan DKP3 Balangan Mariani di Balangan, Jum’at.
Baca juga: Kemenkes: Masih ada empat juta dosis vaksin COVID-19 disediakan gratis
Mariani menuturkan bahwa vaksinasi rabies di Kecamatan Halong sudah menjadi agenda rutin, warga akan terus diedukasi mengenai bahaya rabies agar kesadaran akan pelaksanaan vaksinasi meningkat.
Mariani melanjutkan, sebelumnya vaksinasi telah dilakukan di Desa Mamigang sebanyak 44 ekor hewan dan kali ini vaksinasi dilanjutkan ke Desa Gunung Riyut sebanyak 51 ekor, dengan target sebanyak 200 ekor.
Menurut Mariani yang menjadi kendala sampai saat ini yaitu, kesadaran para warga untuk melakukan vaksinasi hewan peliharaannya secara sukarela sangat kurang.
Mariani mengungkapkan akan terus mengedukasi masyarakat untuk bisa secara sukarela mengizinkan anjingnya untuk di vaksinasi, karena masih ada warga yang khawatir anjingnya mati setelah dilakukan vaksin.
Padahal ucap Mariani bisa saja, ketika diberikan vaksin menimbulkan reaksi hingga menyebabkan anjing mati, bisa jadi itu salahsatu tanda bahwa pada anjing tersebut memang sudah ada bibit virus rabies.
Baca juga: Info Haji-Kemenkes: Vaksin meningitis jadi fitur tambahan SatuSehat Mobile
"Itu bisa saja menjadi tanda bahwa anjing tersebut sudah memiliki bibit rabies," ucapnya.
Mariani berharap masyarakat lebih sadar dan lebih waspada mengenai penyakit hewan menular, serta lebih aktif dalam mencegah sedari awal dengan cara memberikan vaksin.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) sepanjang 2023 di Indonesia, 11 di antaranya meninggal dunia.
Dalam rilis resminya Kemenkes menyebutkan sudah ada 23.211 kasus gigitan yang telah mendapatkan vaksin antirabies, dan situasi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI dr Imran Pambudi menyebutkan rabies masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
“Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang,” ungkap dr Imran beberapa waktu lalu.
Diketahui saat ini ada 25 provinsi yang menjadi endemis rabies tetapi hanya delapan provinsi yang bebas rabies, yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, dan Papua.
Baca juga: ARUS MUDIK-Pemkab Tabalong berikan layanan vaksinasi COVID-19 bagi pemudik
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023