Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hulu Sungai Selatan (HSS) Kusairi mengakui saat ini dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan pihak terkendala luas lahan yang tidak sebanding dengan jumlah petugas yang ada.

"Selain itu, kendala dan hambatan yang kita hadapi di lapangan seperti akses sulit terjangkau, sulit menjerat pelaku kurangnya bukti, ketersediaan air yang terbatas, serta minimnya sarana dan prasarana tenaga dan dana," ujar Kusairi, dalam keterangan, di Kandangan, Senin.

Baca juga: Tujuh kecamatan di HSS terdampak karhutla

Dijelaskan dia, berdasarkan hasil rakor BPBD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) diketahui informasi bahwa tahun 2023 diperkirakan adalah silklus lima tahunan cuaca ekstrem.

Kondisi yang terjadi ini menurut keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalsel membuat semakin banyaknya titik-titik api, termasuk di wilayah Kabupaten HSS.

Di wilayah HSS sendiri telah di tetapkan status siaga bencana karhutla, pihaknya dari BPBD telah mendirikan posko siaga bencana karhutla di masing-masing kecamatan, beranggotakan TNI-Polri, BPBD dan masyarakat peduli api.

Baca juga: Polres HSS terapkan strategi sosialisasi masif pencegahan karhutla

"Kami juga dari BPBD telah melaksanakan kegiatan sosialisasi pencegahan karhutla, baik berupa pembagian brosur, pemasangan sepanduk dan lainnya," ujarnya, dalam paparan rapat koordinasi penanganan karhutla di wilayah hukum Polres HSS, di Aula Tinggiran.

Dandim 1003 HSS Letnan Inf Nurliwidie Nurdin Kanan, menambahkan bhabinkamtibmas dapat berkolaborasi dengan bhabinsa dalam pelasanaan tugas khususnya dalam penanganan karhutla, serta di bantu dari camat dan kepala desa.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023