Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H Tabrani Basri mengajak kaum Muslim memaknai pergantian tahun baru dengan melakukan introspeksi atau koreksi diri.
Ajakan itu dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, usai Shalat Subuh Ahad sehubungan tak lagi memasuki Tahun Baru Islam atau 1444 Hijriah.
Menurut mantan dosen Agama Islam Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu, introspeksi tersebut untuk hijrah atau meninggalkan perbuatan/perilaku buruk masa lalu kepada yang lebih baik pada masa mendatang.
"Oleh sebab itu, tidaklah pas atau benar seorang Muslim menyambut tahun baru dengan Hura-hura, terlebih melakukan sesuatu yang Allah larang," ujar laki-laki kelahiran Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel 88 tahun lalu.
Pada kesempatan itu, Guru Haji Tabrani Basri mengingatkan kaum Muslim untuk wirid sesudah melakukan shalat fardhu sebagai salah satu tanda selalu mengingat Allah serta bersyukur kepada Nya
"Sebab menurut pendapat salah seorang ulama: seseorang Muslim sesudah shalat tanpa wirid sama dengan 'warik' (monyet)," kutip mantan dosen yang ketika itu juga aktif sebagai supervisor Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unlam.
Ia menganjurkan, wirid sesudah shalat fardhu tersebut minimal membaca : Allahumma A'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatika ilahii yaarabbii subhanallah".
"Selain itu, jadikanlah shalat sebagai suatu keperluan atau kebutuhan sehingga kita tak akan meninggalkan shalat," demikian Tabrani Basri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Ajakan itu dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, usai Shalat Subuh Ahad sehubungan tak lagi memasuki Tahun Baru Islam atau 1444 Hijriah.
Menurut mantan dosen Agama Islam Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin itu, introspeksi tersebut untuk hijrah atau meninggalkan perbuatan/perilaku buruk masa lalu kepada yang lebih baik pada masa mendatang.
"Oleh sebab itu, tidaklah pas atau benar seorang Muslim menyambut tahun baru dengan Hura-hura, terlebih melakukan sesuatu yang Allah larang," ujar laki-laki kelahiran Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel 88 tahun lalu.
Pada kesempatan itu, Guru Haji Tabrani Basri mengingatkan kaum Muslim untuk wirid sesudah melakukan shalat fardhu sebagai salah satu tanda selalu mengingat Allah serta bersyukur kepada Nya
"Sebab menurut pendapat salah seorang ulama: seseorang Muslim sesudah shalat tanpa wirid sama dengan 'warik' (monyet)," kutip mantan dosen yang ketika itu juga aktif sebagai supervisor Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unlam.
Ia menganjurkan, wirid sesudah shalat fardhu tersebut minimal membaca : Allahumma A'innii 'alaa dzikrika wa syukrika wa husni 'ibaadatika ilahii yaarabbii subhanallah".
"Selain itu, jadikanlah shalat sebagai suatu keperluan atau kebutuhan sehingga kita tak akan meninggalkan shalat," demikian Tabrani Basri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023