Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan menyelaraskan pelaksanaan kurikulum magang Mereka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi mahasiswa dengan dunia industri.
 
Wakil Direktur 4 Bidang Kerja Sama Poliban M Syafwansyah mewakili Direktur Poliban Joni Riadi di Banjarmasin, Kamis, mengatakan Poliban menjalin koordinasi dan komunikasi yang intensif dengan mitra industri juga instansi pemerintah untuk kurikulum MBKM.

Baca juga: PLN gandeng Poliban buat inovasi baru berupa penjepit penangkal petir
 
Salah satunya Poliban menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai instansi atau mitra kerja di Kalimantan Selatan, terutama yang telah bekerja sama dengan Poliban.
 
"Gelar FGD yang kita laksanakan ini salah satu upaya untuk menyelaraskan pelaksanaan magang dengan kurikulum program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," papar Syafwansyah.
 
Syafwansyah menyampaikan kemitraan ini perlu ditingkatkan, karena ada beberapa bagian yang tidak bisa diberikan di kampus salah satunya membangun karakter yang bisa didapat ketika mahasiswa magang di industri.
 
Ia menambahkan "soft skill" lain seperti cara beradaptasi, berkomunikasi dengan klien dan pertahanan mental juga hanya bisa didapatkan mahasiswa ketika magang.

Baca juga: Poliban kembali menerima sembilan sertifikat hak paten
 
"Oleh karena ada beberapa hal seperti soft skill yang tidak bisa diberikan kampus kepada mahasiswa tersebut, maka penting sekali adanya magang industri yang terukur dan terstruktur," ujarnya.
 
Pada FGD tersebut, dia mengapresiasi salah satunya dari mitra kerja Poliban, yakni PT Trakindo Utama yang bisa membahas magang yang terstruktur.
 
Ditambahkan Wakil Direktur 1 Poliban Bidang Akademik, Ahmad Rizani yang menjelaskan konsep MBKM dan skema magang yang mengacu pada MBKM.
 
"Sebelumnya magang cuma dua sampai tiga bulan, tapi dengan adanya program baru ini, minimal magang itu satu semester dari empat sampai enam bulan," ujarnya.

Baca juga: Poliban's three robotic division to compete at national level
 
Menurut dia, dalam proses magang ini merupakan proses belajar, pihak mitra kerja bisa mengenalkan atmosfir dunia kerja, dan kesempatan mengaplikasikan teori terhadap praktek. 
 
"Jadi ketika mereka selesai kuliah sudah terbiasa dengan dunia industri," ujarnya.

A Rizani menyatakan, untuk skema magang berdasarkan kurikulum MBKM ada tiga jenis, yakni, yakni, berbentuk berbasis dunia usaha atau industri, kemudian berbentuk "teaching" industri.
 
"Terakhir itu magang berbasis wirausaha atau enterpreneur yang dirancang bersama mahasiswa dan menghasilkan produk," katanya.
 
Sementara itu, Training Supervisor PT Trakindo Utama Bambang Murdianto memaparkan bagaimana magang yang terstruktur agar bisa selaras dengan target kurikulum merdeka belajar.

Baca juga: Tiga Divisi Robotik Poliban lolos berlaga di tingkat nasional
 
Mitra kerja yang sudah bekerja sama dengan Poliban sejak 2006 tersebut mengatakan, selama proses magang harus ada "link and match program".
 
"Link and match program itu artinya bagaimana kita institusi pendidikan itu bisa ngelink dengan dunia industri dan programnya seperti apa yang cocok agar alumni setelah lulus siap untuk bekerja. Jadi nanti kurikulumnya kita susun bersama dengan dunia pendidikan," paparnya.
 
Dia juga menekankan, di dalam proses magang para mahasiswa harus lebih banyak dibekali dengan praktek lapangan, namun tetap dalam pendampingan (close monitoring).
 
"Pengalaman dari kami selama menugaskan mahasiswa di lapangan kita perlu pengawasan ekstra, karena secara pengalaman mereka tidak ada dan kondisi di lapangan memang tidak ideal," tuturnya.
 
"Jadi close monitoring itu wajib bagi perusahaan kami, untuk safety mereka dan agar mereka benar- benar mendapatkan insight, mendapatkan pembelajaran yang ada di dunia industri," demikian kata Bambang.

Baca juga: Poliban latih masyarakat membuat sulam airguci
Poliban gelar FGD dengan mitra kerja instansi pemerintah dan dunia industri untuk menyelaraskan kurikulum magang Mereka Belajar Kampus Merdeka di Banjarmasin, Rabu. (ANTARA/HO-POLIBAN)

Pewarta: Sukarli

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023