Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan mengklaim kinerja industri jasa keuangan di Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan positif hingga April 2023.

"Hal ini tercermin dari fungsi intermediasi yang berjalan baik, likuiditas dan risiko kredit berada pada level yang memadai yang tercermin dari rasio NPL dan NPF yang terus mengalami penurunan," ungkap Kepala Kantor Regional OJK Regional 9 Kalimantan Darmansyah melalui keterangan tertulis di Banjarmasin, Senin.

Baca juga: Bank Kalsel diminta ikuti perkembangan zaman guna layani nasabah

Dia mengatakan indikator perekonomian Kalsel tumbuh positif pada triwulan I 2023 sebesar 5,12 persen yoy, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Regional Kalimantan dan Nasional sebesar 5,79 persen dan 5,03 persen yoy.

Kemudian, dari sisi lapangan usaha di Kalsel yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni transportasi dan pergudangan 13,36 persen, diikuti pengadaan listrik dan gas yang tumbuh 11,51 persen serta penyediaan akomodasi dan makan minum 10,33 persen.

Sementara itu, pertambangan dan penggalian yang memiliki peran dominan tumbuh sebesar 5,92 persen.

Sedangkan jika dilihat dari perkembangan sektor perbankan di Kalsel juga ikut mengalami kinerja positif.

Hal itu bisa dilihat secara berurutan, mulai dari pertumbuhan aset, penghimpunan DPK dan penyaluran kredit perbankan yang tumbuh 18,23 persen, 16,88 persen  dan 3,92 persen.

Baca juga: Poliban programkan kunjungan industri tingkatkan wawasan mahasiswa

Pertumbuhan tersebut ditunjang dengan realisasi risiko kredit yang terjaga ditunjukkan dengan nilai NPL gross sebesar 2,62 persen masih berada di bawah treshold 5 persen dan kondisi likuiditas yang ditunjukkan 72,90 persen yang artinya masih memiliki ruang yang cukup untuk peningkatan pembiayaan bagi sektor riil di Provinsi Kalsel.

Khusus untuk kinerja perbankan syariah di Provinsi Kalsel diklaim juga tumbuh positif. Pada posisi April 2023 perbankan syariah di Regional Kalimantan maupun Provinsi Kalsel tumbuh positif baik untuk aset, dana pihak ketiga dan pembiayaan yang diberikan. 

Ada pun pertumbuhannya berturut-turut sebesar 11,87 persen, 12,08, 8,48 persen dan dengan realisasi NPF sebesar 3,19 persen dan disertai rasio FDR sebesar 59,74 persen. Ada pun aset perbankan syariah di Provinsi Kalsel dibandingkan total aset perbankan di Provinsi Kalsel telah mencapai 5,46 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit posisi April 2023 di Regional Kalimantan didominasi oleh kredit produktif yaitu sebesar 60,67 persen dari total kredit. 

"Proporsi penyaluran kredit UMKM terhadap keseluruhan kredit di Provinsi Kalsel sebesar Rp20,5 triliun atau 35,86 persen dengan rasio NPL gross kredit UMKM sebesar 3,59 persen," bebernya.

Baca juga: OJK dan Bank Kalsel gelar vaksinasi bagi karyawan dan warga di HST

Kemudian untuk akumulasi penyaluran KUR selama tahun 2023 posisi Maret 2023 di Provinsi Kalsel sebesar Rp649 miliar atau terkontraksi sebesar -49,97 persen yoy. Lima  bank penyalur KUR tertinggi yaitu BRI Rp957 miliar, menyusul BPD Kalsel Rp130 miliar, Bank Mandiri Rp95 miliar, BNI Rp71 miliar dan BSI Rp26 miliar. 

"Sementara itu penyaluran tertinggi KUR per Kabupaten yaitu Kota Banjarmasin sebesar Rp187 miliar, diikuti Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp68 miliar dan Kabupaten Banjar sebesar Rp53 miliar," tuturnya.

Selanjutnya untuk Kredit restrukturisasi COVID-19 di Kalsel secara umum mengalami juga penurunan pada posisi April 2023 sebesar Rp6,08 triliun dengan NPL 14,83 persen, dengan puncak tertinggi pada bulan November 20 sebesar Rp13,15 triliun.

"OJK akan terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko," tegasnya.

Baca juga: OJK dukung pinjaman bunga nol persen

Dalam kesempatan ini dirinya juga menyampaikan pertumbuhan positif tidak hanya terjadi di sektor perbankan saja, namun juga di sektor Pasar Modal.

Hal ini ditunjukkan dengan jumlah kepemilikan saham posisi April 2023 di wilayah Provinsi Kalsel yang naik sangat tinggi, yaitu sebesar 273,28 persen. Selain itu, jumlah Single Investor Identification (SID) meningkat sebanyak 28,26 persen atau mengalami pertambahan investor menjadi sebanyak 144.346.

"Tidak hanya di pasar modal, kinerja penyaluran piutang pembiayaan di Provinsi Kalsel posisi April 2023 terus menunjukkan pertumbuhan positif," ujarnya.

Untuk pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di Kalsel mencapai Rp10,1 Triliun, tumbuh 20,17 persen dengan NPF gross sebanyak 0,91 persen. Pemanfaatan pembiayaan di Provinsi Kalsel didominasi oleh pembiayaan investasi dengan nominal Rp5,078 Miliar, diikuti oleh pembiayaan multiguna dan modal kerja," ujarnya.

Baca juga: OJK dukung pinjaman bunga nol persen

Pewarta: Gunawan Wibisono

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023