Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menjelaskan penurunan pendapatan asli daerah (PAD) provinsi tersebut pada tahun anggaran 2015, yaitu dari Rp2.898 miliar tahun 2014 menjadi Rp2.684 miliar.

Penjelasan itu menanggapi/menjawab pemandangan umum fraksi-faksi dewan atas Raperda Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kalsel 2015, disampaikan pada rapat paripurna DPRD setempat di Banjarmasin, Senin.

Dalam penjelasan gubernur yang dibacakan Sekdaprov setempat, HM Arsyadie itu, bahwa penurunan PAD Kalsel 2015 tersebut khususnya pada penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)

Menurut orang nomor satu di jajaran pemerintah provinsi (Pemprov) tersebut, peningkatan penerimaan BBN-KB setiap tahun sangat dipengaruhi adanya pertumbuhan positif kendaraan bermotor baru pada suatu daerah.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Seperda Motor Indonesia (AISI) terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor (ranmor) baru roda dua di Kalsel pada tahun 2015 bila dibandingkan dengan 2014 sebanyak lebih kurang 19,38 persen.

Begitu juga ranmor roda empat, berdasar data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) terjadi pula penurunan penjualan pada tahun 2015 dibandingkan 2014 sebesar lebih kurang 1,63 persen.

Kemudian berdasarkan data ranmor baru yang didaftarkan pada Kantor Bersama Samsat se-Kalsel secara totalitas pada tahun 2015 terjadi pula pertumbuhan negatif sebesar lebih kurang 27,62 persen dibandingkan dengan 2014.

Sedangkan berdasarkan jenisnya, ranmor roda dua tahun 2015 turun sebesar lebih kurang 29,89 persen dibandingkan dengan tahun 2014. Jenis ranmor roda empat tahun 2015 turun lebih kurang 13,20 persen dibandingkan 2014.

Mengenai PBB-KB, menurut dia, pada hakekatnya untuk peningkatan sangat dipengeruhi antara lain berapa besaran konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Kalsel dan harga keekonomian atas BBM berkenaan.

Pada tahun 2015 terjadi penurunan konsumsi BBM di Kalsel lebih kurang 7,11 persen dibandingkan 2014. Khusus jenis solar turun lebih kurang 8,67 persen.

Penurunan konsumsi solar tersebut antara lain karena berkurangnya kegiatan eksplorasi/eksplotasi di sektor industri pertambangan sebagai dampak atas turunnya harga batu bara di pasaran dunia.

Selain itu, implikasi turunnya harga minyak dunia semakin menekan sisi penerimaan PBB-KB, dimana harga minyak bumi pada awal 2015 sebesar 52,07 dolar Amerika Serikat (AS) per barel terus menurun sampai akhir 2015 yaitu 32,34 dolar AS per barel.

Sementara saat penetapan estimasi target penerimaan PBB-KB tahun 2015, asumsi harga keekonomian (harga jual oleh produsen/penyedia BBM) diestimasikan Rp9.000,00 - Rp9.500,00 untuk BBM bersubsidi dan Rp11.000,00 - Rp11.500,00 non subsidi.

Rapat paripurna dengan agenda tanggapan/jawab gubernur terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi dewan atas Raperda LPPA Kalsel 2015 itu dipimpin wakil DPRD setempat H Muhaimin (PDIP), didampingi dua wakil lainnya Asbullah (PPP) dan H Hamsyuri (PKB).

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016