Lomba maharagu (memelihara) sungai yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, untuk tahun 2023 ini dimulai di tiga sungai wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Lomba hari ;pertama yang berlangsung Sabtu mulai di Sungai Saka Permai. Empat anggota dewan juri hadir dalam penilaian, juga Camat Banjarmasin Tengah, Endah Widiastuti, dan Ketua Penyelanggara Lomba Maharagu Sungai yang juga Kabid Tata Lingkungan BLHD Kota Banjarmasin, Dwi Naniek.
Sungai Saka Permai yang berdekatan dengan Sungai Kerokan tersebut kondisinya sudah bersih lantaran dibersihkan warga yang dipimpin oleh seorang pemangku. Hanya saja di lokasi tersebut terjadi sedimentasi lumpur di sungai, dan warga minta pemerintah mengeruk sungai yang mendangkal akibat sedimentasi tersebut.
Sementara sungai kedua yang dijadikan lomba hari pertama ini adalah Sungai Kelayan Luar, persis depan rumah susun sewa yang sungainya begitu bersih dan agak luas. Warga peduli sungai yang mengikuti lomba ini melakukan aksi lingkungan dengan membersihkan sampah sungai dan penanaman pohon.
Sedangkan sungai ketiga adalah Sungai Pekapuran Laut. Sungai ini akan dijadikan objek wisata oleh warga, namun di lokasi ini masih terlihat jamban yang agak merusak keindahan sungai.
Warga setempat berharap pemerintah bisa membantu pembuatan jamban komunal sehingga limbah atau tinja tidak lagi dibuang ke sungai tetapi melalui saluran khusus ke tempat atau wadah yang secara periodik disedot.
Lomba di wilayah Banjarmasin Tengah melibatkan para pemangku, yaitu Sungai Pekapuran Laut dengan pemangku Syarwani dan Maskiah, Sungai Kelayan Luar Fahrul Ilmi dan Junaidi serta Sungai Saka Permai dengan pemangku Ari Budi Kawang dan Norhan.
Selain pemangku juga ada pendamping dan untuk Banjarmasin Tengah pendampingnya Yuliani dan Abdurahman.
Menurut Dwi Naniek, ada 14 kriteria yang menjadi penilaian dari lima juri yang akan terlibat dalam lomba maharagu sungai yang merupakan kedelapan diadakan Pemerintah Kota Banjarmasin.
Naniek menyebutkan di antaranya penilaian peran pemangku sungai mengajak warga setempat untuk ikut dalam memelihara sungai, kemudian gerakan kebersihan lingkungan dari sampah juga bagian dari penilaian.
Penilaian lainnya berapa orang dalam kelompok tersebut yang terlibat, perencanaannya bagaimana, penghijauan lingkungan juga seperti apa, bagaimana perubahan fungsi sungai dari sebelum dan sesudah lomba.
Soal administrasi serta kelembagaan di kelompok maharagu sungai yang dipimpin pemangku sungai juga tidak luput dari penilaian, serta adanya inovasi yang mengarah pada kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Para juara akan memperoleh hadiah Rp10 juta juara I, Rp9 juta juara II, Rp 8 juta juara III di samping tujuh juara harapan Rp5,5 IV, Rp 5 juara V, dan Rp4,5 juara VI, ada pula juara harapan hingga VI, VIII, IX, dan X.
Baca juga: Lomba "Maharagu" untuk kembalikan fungsi sungai di Banjarmasin
Baca juga: Lomba "maharagu sungai" berhasil ubah wajah Kota Banjarmasin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Lomba hari ;pertama yang berlangsung Sabtu mulai di Sungai Saka Permai. Empat anggota dewan juri hadir dalam penilaian, juga Camat Banjarmasin Tengah, Endah Widiastuti, dan Ketua Penyelanggara Lomba Maharagu Sungai yang juga Kabid Tata Lingkungan BLHD Kota Banjarmasin, Dwi Naniek.
Sungai Saka Permai yang berdekatan dengan Sungai Kerokan tersebut kondisinya sudah bersih lantaran dibersihkan warga yang dipimpin oleh seorang pemangku. Hanya saja di lokasi tersebut terjadi sedimentasi lumpur di sungai, dan warga minta pemerintah mengeruk sungai yang mendangkal akibat sedimentasi tersebut.
Sementara sungai kedua yang dijadikan lomba hari pertama ini adalah Sungai Kelayan Luar, persis depan rumah susun sewa yang sungainya begitu bersih dan agak luas. Warga peduli sungai yang mengikuti lomba ini melakukan aksi lingkungan dengan membersihkan sampah sungai dan penanaman pohon.
Sedangkan sungai ketiga adalah Sungai Pekapuran Laut. Sungai ini akan dijadikan objek wisata oleh warga, namun di lokasi ini masih terlihat jamban yang agak merusak keindahan sungai.
Warga setempat berharap pemerintah bisa membantu pembuatan jamban komunal sehingga limbah atau tinja tidak lagi dibuang ke sungai tetapi melalui saluran khusus ke tempat atau wadah yang secara periodik disedot.
Lomba di wilayah Banjarmasin Tengah melibatkan para pemangku, yaitu Sungai Pekapuran Laut dengan pemangku Syarwani dan Maskiah, Sungai Kelayan Luar Fahrul Ilmi dan Junaidi serta Sungai Saka Permai dengan pemangku Ari Budi Kawang dan Norhan.
Selain pemangku juga ada pendamping dan untuk Banjarmasin Tengah pendampingnya Yuliani dan Abdurahman.
Menurut Dwi Naniek, ada 14 kriteria yang menjadi penilaian dari lima juri yang akan terlibat dalam lomba maharagu sungai yang merupakan kedelapan diadakan Pemerintah Kota Banjarmasin.
Naniek menyebutkan di antaranya penilaian peran pemangku sungai mengajak warga setempat untuk ikut dalam memelihara sungai, kemudian gerakan kebersihan lingkungan dari sampah juga bagian dari penilaian.
Penilaian lainnya berapa orang dalam kelompok tersebut yang terlibat, perencanaannya bagaimana, penghijauan lingkungan juga seperti apa, bagaimana perubahan fungsi sungai dari sebelum dan sesudah lomba.
Soal administrasi serta kelembagaan di kelompok maharagu sungai yang dipimpin pemangku sungai juga tidak luput dari penilaian, serta adanya inovasi yang mengarah pada kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Para juara akan memperoleh hadiah Rp10 juta juara I, Rp9 juta juara II, Rp 8 juta juara III di samping tujuh juara harapan Rp5,5 IV, Rp 5 juara V, dan Rp4,5 juara VI, ada pula juara harapan hingga VI, VIII, IX, dan X.
Baca juga: Lomba "Maharagu" untuk kembalikan fungsi sungai di Banjarmasin
Baca juga: Lomba "maharagu sungai" berhasil ubah wajah Kota Banjarmasin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023