Puluhan orang dari keluarga besar Adaro Group terlihat memadati area sekitar kolam budidaya ikan patin yang dikelola PondoK Pesantren Miftahul Ulum Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Sabtu (13/5) siang.

Mengenakan seragam kaos hijau bertuliskan Adaro Hidupkan Hati mereka berbaur dengan para santri, ustadz dan warga Desa Bangkiling Raya lainnya dalam acara panen raya dan pengolahan patin beku.

Bersama sejumlah santri dan warga, Ketua Umum Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) Okty Damayanti terlihat asyik membersihkan potongan ikan patin yang baru saja dipanen.

Tak ketinggalan sejumlah tim YABN dan perwakilan anak perusahaan Adaro bergotong-royong melakukan penimbangan hingga pengemasan patin beku di ruang pengolahan.

"Kegiatan ini wujud keakraban dan persaudaraan seluruh keluarga besar Adaro, pondok pesantren dan warga Desa Bangkiling Raya," ungkap Okty di Tabalong, Sabtu.

Sebagai binaan Adaro sejak 2019 melalui Program Adaro Santri Sejahtera Okty menyampaikan rasa bangganya atas capaian Ponpes Miftahul Ulum yang kini mampu memproduksi pengolahan pasca-panen berupa patin beku.

Okty pun menceritakan awalnya (tahun 2019) Adaro memiliki cita-cita sederhana agar ponpes lebih sejahtera secara ekonomi sehingga para santri menjadi ikut sejahtera.

 "Lima tahun berjalan dengan dukungan pimpinan ponpes niat baik Adaro bisa terwujud dan kini Ponpes Miftahul Ulum bisa mandiri," jelas Okty.

Pada kesempatan yang sama Okty menyampaikan sebagai kado rasa syukur Adaro bisa berkiprah dan berkarya selama 31 tahun bahkan ratusan tahun ke depan berupa pembagian 31 ribu paket sembako bagi keluarga prasejahtera di tahun ini.

"31 ribu paket sembako nantinya disebarkan di tiga pulau yakni Kalimantan, Sumatera dan Jawa," jelas Okty.

Produk olahan berupa patin beku atau frozen fish Ponpes Miftahul Ulum Desa Bangkiling Raya ini pun akan menjadi komponen sembako yang dibagikan dengan sasaran keluarga prasejahtera.

 Okty menambahkan slogan Adaro Hidupkan Hati memiliki makna bahwa setiap aktivitas program ini dapat menumbuhkan rasa optimis sehingga hati keluarga besar Adaro dan penerima manfaat makin hidup dengan rasa syukur.

"Dengan melibatkan para pemimpin muda satu upaya agar mereka makin terasah hatinya menjadi lebih lembut," ungkapnya.
 
Ketua Umum YABN Okty Damayanti bersama keluarga besar Adaro, tim YABN, pimpinan Ponpes Miftahul Ulum Desa Bangkiling Raya dan para santri. (ANTARA/Herlina Lasmianti)
Secara simbolis Okty bersama pimpinan Ponpes Miftahul Ulum KH Ahmad Satar, Direktur Operasional PT Adaro Indonesia Wahyu Sulistyo, Kepala Teknik Tambang PT LSA Balangan Yohanes Mahendro dan Camat Banua Lawas Fariduddin melakukan panen raya ikan patin yang dikelola BPUP Ponpes Miftahul Ulum.

Dalam sambutannya Direktur Operasional PT Adaro Indonesia Wahyu Sulistyo menyampaikan Adaro terus berkomitmen memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar operasional perusahaan.

"Salah satu komitmen Adaro terwujud dalam kegiatan hari ini dan luar biasa pondok pesantren bisa mengembangkan usaha hingga memproduksi patin beku," jelas Wahyu.

 Bagi Wahyu, Ponpes Miftahul Ulum bisa jadi contoh yang sangat bagus bagi ponpes lainnya.

Camat Banua Lawas Fariduddin yang turut menyampaikan apresiasinya atas pendampingan yang dilakukan Adaro melalui YABN dalam pengembangan usaha di pondok pesantren. Desa Bangkilng Raya melalui Badan Usaha Milik Desa ungkap Fariduddin kini mengembangkan budidaya ikan patin.

"Ke depan Desa Bangkiling Raya juga bisa memproduksi aneka olahan ikan patin tentunya dengan dukungan Adaro dan pemerintah daerah," jelas Fariduddin.

Selaku Kepala Desa Bangkiling Raya Abdul Gafur juga menyampaikan rasa bangganya Ponpes Miftahul Ulum nantinya bisa menjadi percontohan pondok pesantren lainnya.

Terpisah Ketua Badan Pengelola Usaha Pesantren Sam'ani mengatakan dalam satu kali panen dapat memproduksi 6 ton ikan patin atau sekitar 8.000 bungkus patin beku yang dijual Rp35 ribu per bungkus.

"Untuk pemasaran produk patin beku kita dibantu Rumah Zakat," ungkap Sam'ani.(Adv)

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023