Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Andi Rian R Djajadi memastikan belum ada titik panas (hotspot) yang terdeteksi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di seluruh wilayah provinsi itu.
"Sampai saat ini baik melalui aplikasi Bekantan maupun laporan secara manual oleh anggota di lapangan tidak ada terdeteksi hotspot," kata Andi di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Hadapi El Nino, Tapin Kalsel lakukan mitigasi Karhutla
Diungkapkan dia, selama ini yang terdeteksi lewat aplikasi Berantas Kebakaran Hutan dan Lahan (Bekantan) milik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel sebagai titik panas palsu.
Misalnya atap seng sebuah bangunan ataupun rumah warga yang terpancar sinar matahari sehingga menimbulkan panas yang terdeteksi seperti hotspot.
"Seperti kita ketahui meski cuaca begitu terasa panas pada siang hari, namun terkadang masih ada turun hujan makanya turut meredam hotspot," ujar Andi.
Meski begitu, Kapolda Kalsel menegaskan pihaknya telah siap menghadapi karhutla jika sampai terjadi dengan kesiapsiagaan personel dan segala peralatan pendukung.
Bahkan Polda Kalsel mengoperasikan pesawat tanpa awak (UAV) atau "drone" canggih untuk memonitor karhutla yang diawali upaya pendeteksian titik panas pada satu lokasi kemudian dilakukan pengecekan secara cepat dan tepat.
Baca juga: Status siaga bencana karhutla di HSS
Drone berbentuk miniatur pesawat terbang dengan panjang sekitar satu meter dan lebar sayap dua meter itu dioperasikan Direktorat Sabhara yang bisa terbang dengan jarak mencapai 50 kilometer.
Sebagaimana prediksi BMKG tahun ini, ungkap Kapolda, diperkirakan lebih panas dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, makanya potensi ancaman karhutla harus diwaspadai sejak dini.
"Kami juga wanti-wanti perusahaan perkebunan yang memiliki lahan cukup luas agar jangan sampai muncul karhutla apalagi sengaja membakar pasti kita proses hukum," tegasnya.
Baca juga: BPBD HSS ikuti rakor kesiagaan kahurtla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Sampai saat ini baik melalui aplikasi Bekantan maupun laporan secara manual oleh anggota di lapangan tidak ada terdeteksi hotspot," kata Andi di Banjarmasin, Jumat.
Baca juga: Hadapi El Nino, Tapin Kalsel lakukan mitigasi Karhutla
Diungkapkan dia, selama ini yang terdeteksi lewat aplikasi Berantas Kebakaran Hutan dan Lahan (Bekantan) milik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel sebagai titik panas palsu.
Misalnya atap seng sebuah bangunan ataupun rumah warga yang terpancar sinar matahari sehingga menimbulkan panas yang terdeteksi seperti hotspot.
"Seperti kita ketahui meski cuaca begitu terasa panas pada siang hari, namun terkadang masih ada turun hujan makanya turut meredam hotspot," ujar Andi.
Meski begitu, Kapolda Kalsel menegaskan pihaknya telah siap menghadapi karhutla jika sampai terjadi dengan kesiapsiagaan personel dan segala peralatan pendukung.
Bahkan Polda Kalsel mengoperasikan pesawat tanpa awak (UAV) atau "drone" canggih untuk memonitor karhutla yang diawali upaya pendeteksian titik panas pada satu lokasi kemudian dilakukan pengecekan secara cepat dan tepat.
Baca juga: Status siaga bencana karhutla di HSS
Drone berbentuk miniatur pesawat terbang dengan panjang sekitar satu meter dan lebar sayap dua meter itu dioperasikan Direktorat Sabhara yang bisa terbang dengan jarak mencapai 50 kilometer.
Sebagaimana prediksi BMKG tahun ini, ungkap Kapolda, diperkirakan lebih panas dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, makanya potensi ancaman karhutla harus diwaspadai sejak dini.
"Kami juga wanti-wanti perusahaan perkebunan yang memiliki lahan cukup luas agar jangan sampai muncul karhutla apalagi sengaja membakar pasti kita proses hukum," tegasnya.
Baca juga: BPBD HSS ikuti rakor kesiagaan kahurtla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023