Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) Kota Banjarmasin M Helfiannor menyampaikan, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di kotanya terungkap makin tinggi dengan 156 kasus pada 2022.
 
"Lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2021) terungkap kasus kekerasan anak dan perempuan di kota ini," ujarnya di Banjarmasin, Jumat.
 
Menurutnya, tingginya pengungkapan kasus kekerasan anak dan perempuan ini karena masyarakat sudah makin berani melapor.

Baca juga: Kekerasan terus meningkat terhadap perempuan dan anak di Kalsel
 
"Jadi bukan salah pemerintah kota kenapa makin tingginya kasus kekerasan anak dan perempuan setiap tahunnya, tapi karena masyarakat makin berani melapor," ujar Helfiannor.
 
Sehingga, ucap dia, adanya kasus kekerasan anak dan perempuan, seperti pelecehan seksual atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tidak disembunyikan lagi, lantaran takut kekerasan bisa berlanjut atau karena akan jadi aib.
 
"Jadi masyarakat atau korban sadar harus lapor ke pihak berwajib atau instansi pemerintah yang berwenang agar mendapatkan perlindungan dan penanganan kasusnya," kata Helfiannor.
 
Menurutnya, semua kasus ditangani dengan baik, bahkan ada yang sampai keranah pidana.
 
"Ada beberapa pelaku yang dipidanakan," ujarnya.
 
Diungkapkan dia, untuk kasus tahun 2022 itu, yakni, kekerasan terhadap anak mencapai 100 kasus dan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 52 kasus.
 
Yang menjadi kasus perhatian juga saat ini, kata Helfiannor, terkait kasus penelantaran anak atau orang tua yang tidak bertanggungjawab membuang anaknya karena dari hubungan gelap.
 
"Pada tahun 2022 itu ada dua kasus, tahun ini ada satu kasus," paparnya.

Baca juga: Polres Tabalong ciduk pelaku kekerasan pada anak
 
Untuk menghindari tingginya kasus seperti ini, ucap Helfiannor, pihaknya pun kini menurunkan satgas, termasuk meningkatkan sosialisasi agar menghindari pergaulan bebas.
 
"Jadi upaya sosialisasi terhadap perlindungan anak dan perempuan ini kita tingkatkan," demikian katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023