Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Hulu Sungai Selatan (HSS) Teddy Soetedjo, menyampaikan pembangunan jaringan irigasi Amandit masih belum tuntas, salah satu masalahnya adalah terkendala pembebasan lahan, hingga berdampak banjir di pemukiman dan areal pertanian masyarakat.

 "Pembebasan lahan belum bisa dilakukan, karena belum ada kesepakatan harga tanah antara appresor dan warga pemilik lahan," kata Teddy, di Kandangan, Kamis.

Ia mengatakan, belum tuntas pekerjaan jaringan irigasi yang merupakan proyek nasional ini, seperti terdapat di Desa Karasikan, Hamalau, Telaga Bidadari, Kecamatan Sungai Raya, yang harusnya di sana bisa dibangun saluran sekunder.

Baca juga: 50 Persen Irigasi Bendung Amandit Selesai

Dijelaskan Teddy, tidak selesai pembangunan saluran irigasi juga berdampak banjir yang merendam wilayah Desa Karang Jawa dan sekitarnya, luapan Sungai Amandit masuk ke perumahan dan lahan pertanian warga.

Untuk menanggulangi masalah ini, pihaknya dari Dinas PUTR HSS telah melaporkan dan berkoordinasi dengan  pihak Balai Wilayah Sungai Kalimantan 3, selaku pemilik dan penanggung jawab kegiatan pembangunan irigasi.

Ada beberapa langkah yang akan dilakukan balai, antara lain akan segera berupaya menyelesaikan pembebasan lahan yang belum selesai.

Baca juga: Pembangunan Irigasi Amandit Terkendala Pembebasan Lahan

"Mereka akan melakukan pula pembangunan tanggul banjir di sisi Sungai Amandit, serta di titik rawan masuknya luapan Sungai Amandit yang mengakibatkan banjir di permukiman warga dan di areal pertanian," kata Teddy.

Selain itu, Balai Wilayah Sungai Kalimantan 3 akan melanjutkan pembangunan saluran pembuangan di irigasi Amandit, yang tersebar di area seluas 5.472 hektar tersebut.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023