Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Komisi III bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan bersama Direktorat Jenderal Kelistrikan membicarakan solusi masalah kelistrikan jangka pendek dan panjang bagi provinsi tersebut.


"Dalam pertemuan tersebut, kami tidak saja membicarakan masalah kelistrikan selama ini, tapi juga jangka panjang guna pemenuhan kebutuhan energi listrik di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota ini," kata Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel Selatan yang juga membidangi pertambangan dan energi (termasuk kelistrikan) Riswandi di Banjarmasin, Selasa.

Masalah kelistrikan di Kalsel selama ini adalah pemadaman listrik secara bergilir dengan alasan kekurangan/keterbatasan daya, tuturnya.

Mengenai pemasalahan kelistrikan di Kalsel selama ini, lanjut politikus dari Partai Keadilan Sejahtera itu, Ditjen Kelistrikan bersama pimpinan pusat PLN berjanji mengatasi, seperti penambahan daya dengan cara sewa pembangkit.

Selain itu, dengan cara membeli daya kepada perusahaan yang memiliki pembangkit listrik sendiri, namun kelebihan energi, sehingga dapat meminimalkan permasalahan kelistrikan di Kalsel khususnya.

"Ke depan kita berharap, pemerintah pusat terus membangun pambangkit listrik di Kalsel, sehingga tidak ada alasan lagi karena kekurangan daya PLN terpaksa melakukan pemadaman bergilir," lanjut anggota DPRD tiga periode di provinsi tersebut.

"Apalagi Kalsel juga merupakan lumbung energi. Jadi tinggal sejauh mana komitmen pemerintah pusat untuk menambah pembangunan pembangkit listrik di provinsi yang kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa ini," demikian Riswandi.

Pada kesempatan terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng) Purnomo menyatakan, daya listrik untuk kebutuhan dua provinsi bertetangga itu akan surplus Oktober mendatang.

"Dengan masuknya aliran dari Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Bengkanai, Kalimantan Tengah (Kalteng) ke sistem Barito, daya listrik akan surplus Oktober 2016," ujar usai bertemu Komisi III DPRD Kalsel di Banjarmasin, 3 Mei lalu.

Karena perkiraan pembangunan jaringan dari PLTG Bengkanai untuk masuk ke sistem Barito yang sudah mendistribusikan daya sekitar 360 MW itu, rampung Septermber 2016.

"Apalagi dengan tambahan aliran dari Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulang. Pisau, Kalteng, daya listrik untuk kebutuhan penduduk dua provinsi bertetangga tersebut surplusnya lebih besar lagi," tegasnya.

Begitu pula dengan pembangkit listrik pabrik semen PT CONCH di Kabupaten Tabalong dengan daya 20 MW, PT PLN Kalselteng bisa membelinya 10 MW.

"Dengan tambahan 10 MW tidak perlu ragu lagi akan cadangan daya listrik untuk kebutuhan penduduk kedua provinsi tertangga Kalselteng. Namun, buat industri nanti dulu, terutama saat beban puncak," katanya.

PLTG Bengkanai Kabupaten Barito Utara, Kalteng itu dengan kasitas terpasang 150 megawatt (MW) dan PLTU Pulang Pisau 2 X 60 MW.

Sementara saat ini daya listrik tersedia pas-pasan, karenanya kalau terjadi gangguan pada satu pembangkit, maka akan terjadi kekurangan daya, sehingga untuk sementara terpaksa ada pemadaman bergilir, tuturnya didampingi Humas PT PLN Kalselteng Anang.

Daya listrik PT PLN Kalselteng, antara lain dari PLTU Asam-Asam (sekitar 140 kilometer timur Banjarmasin) di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel dengan kapasitas terpasang 4 X 65 MW.

Selain itu, Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir Pengeran Mohammad Noor (sekitar 60 kilometer timur laut Banjarmasin) pada Waduk Riam Kanan Kabupaten Banjar, Kalsel dengan kapasitas terpasang 3 X 10 MW.

Kemudian beberapa Pusat Listrik Tenaga Desel (PLTD) serta PLTG yang sudah masuk sistem kelistrikan Barito, ditambah dengan sewa-beli daya belakangan ini, demikian Purnomo.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016