Ustadz H Walad Haderawi mengajak kaum Muslim menjadikan peringatan Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw tiap tahun sebagai momentum koreksi shalat bagi diri masing-masing.
Ajakan ustadz tersebut dalam kajian Tasawuf di Masjid Al Falah - Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, usai Shalat Subuh Senin.
Pasalnya, menurut dia, shalat mempunyai arti bagi kehidupan seorang Muslim yang bukan saja kewajiban, tetapi dalam medekatkan diri kepada Allah untuk menjadi kekasih Nya.
Oleh karenanya, selain mengajak agar tidak meninggalkan shalat, juga melakukan koreksi guna peningkatan kualitas sehingga bisa menjadi kekasih Allah yang merupakan kebanggaan bagi hamba Nya berpikir normal.
Ia menambahkan, orang menyia-nyiakan nikmat Allah tersebut sama dengan membanggakan kesalahan atau menyadari dirinya bersalah.
Menurut dia, seseorang yang tak menyadari kesalahannya tidak mendapat syafaat dari Beginda Rasulullah Saw.
"Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, semua umat ku mendapatkan syafaat dari ku, kecuali orang 'muhajkrin' (yang tidak menyadari kesalahan) dan di akhirat kelak akan berenang di 'Sungai Ghaya' (airnya panas tiada terhingga)" ujarnya.
Oleh sebab itu, ustadz yang mengasuh pengajian tasauf rutin di Masjid Al Falah tiap habis Shalat Subuh Senin tersebut menyatakan, tiada ada alasan bagi kaum Muslim untuk tidak shalat.
Seseorang Muslim yang tidak bisa mengerjakan shalat secara normal masih ada alternatif lain seperti berbaring, dan pilihan lain dengan isyarat menggerak-gerakkan anggota tubuh.
"Karenanya pula secara pikiran sehat seseorang yang bisa bekerj sampai seharian atau berjam-jam, tapi untuk shalat cuma beberapa menit, sesuatu hal aneh," demikian Walad Haderawi.
Dalam mengurai pengajaran tasauf tersebut, ustadz Walad Haderawi banyak mengutip pendapat seorang ahli Sofi Imam Ibnu Athaillah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Ajakan ustadz tersebut dalam kajian Tasawuf di Masjid Al Falah - Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, usai Shalat Subuh Senin.
Pasalnya, menurut dia, shalat mempunyai arti bagi kehidupan seorang Muslim yang bukan saja kewajiban, tetapi dalam medekatkan diri kepada Allah untuk menjadi kekasih Nya.
Oleh karenanya, selain mengajak agar tidak meninggalkan shalat, juga melakukan koreksi guna peningkatan kualitas sehingga bisa menjadi kekasih Allah yang merupakan kebanggaan bagi hamba Nya berpikir normal.
Ia menambahkan, orang menyia-nyiakan nikmat Allah tersebut sama dengan membanggakan kesalahan atau menyadari dirinya bersalah.
Menurut dia, seseorang yang tak menyadari kesalahannya tidak mendapat syafaat dari Beginda Rasulullah Saw.
"Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, semua umat ku mendapatkan syafaat dari ku, kecuali orang 'muhajkrin' (yang tidak menyadari kesalahan) dan di akhirat kelak akan berenang di 'Sungai Ghaya' (airnya panas tiada terhingga)" ujarnya.
Oleh sebab itu, ustadz yang mengasuh pengajian tasauf rutin di Masjid Al Falah tiap habis Shalat Subuh Senin tersebut menyatakan, tiada ada alasan bagi kaum Muslim untuk tidak shalat.
Seseorang Muslim yang tidak bisa mengerjakan shalat secara normal masih ada alternatif lain seperti berbaring, dan pilihan lain dengan isyarat menggerak-gerakkan anggota tubuh.
"Karenanya pula secara pikiran sehat seseorang yang bisa bekerj sampai seharian atau berjam-jam, tapi untuk shalat cuma beberapa menit, sesuatu hal aneh," demikian Walad Haderawi.
Dalam mengurai pengajaran tasauf tersebut, ustadz Walad Haderawi banyak mengutip pendapat seorang ahli Sofi Imam Ibnu Athaillah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023