Lapas Kelas IIB Banjarbaru bersinergi dengan UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Selatan menjajal keterampilan baru untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP), tentang konstruksi baja ringan.
Kalapas Kelas IIB Banjarbaru Amico Balalembang menganggap tren penggunaan baja ringan untuk bangunan kini semakin digemari, pelatihan di bidang konstruksi ini dinilai akan berguna untuk WBP setelah kembali ke lingkungan masyarakat.
"Nantinya, ini berpotensi besar jadi peluang usaha untuk warga binaan setelah bebas. Sekarang ini sudah banyak orang beralih dari rangka kayu ke rangka baja ringan karena memiliki banyak keunggulan," ujarnya di Banjarbaru kepada ANTARA, Selasa.
Program kerja pembinaan kemandirian ini diikuti 10 orang WBP. Pelatihan untuk menularkan keahlian ini dilaksanakan selama enam hari di Lapas Banjarbaru.
Selesai pelatihan terfokus itu, WBP yang berkompeten dipastikan mendapat sertifikat keahlian konstruksi baja ringan yang akan berguna nantinya.
Kasi Penyelenggara Diklat BLK Kalsel, Mastur Manurung menilai WBP yang mengikuti pelatihan ini cukup cekatan menerima materi dan praktek di hari pertama (Senin, 2/2).
"Rangka baja ringan menjadi material bangunan yang primadona belakangan ini, terutama untuk urusan atap bangunan," ujarnya.
Sekarang, kata dia, material ini tidak hanya digunakan untuk membangun gedung skala besar namun juga seperti rumah hingga kanopi.
"Tentu pelatihan ini ada tekniknya dari mulai pemilihan, pengukuran, pemotongan hingga pemasangan. Bukan tidak mungkin, kalau sudah mahir bisa direkrut jadi tenaga ahli kita, atau sekalipun mau berdikari sendiri setelah bebas nanti sudah mumpuni berkat mengikuti pelatihan ini," ucapnya.
Program "memanusiakan manusia ini", terus bertumbuh dan berkembang di Lapas Banjarbaru ini.
Berikut kegiatan pembinaan kemandirian WBP, diantaranya ada bisnis ; kripik tempe, meubel, las listrik, hidroponik, peternakan ayam, kursi dari ban bekas, budidaya ikan air tawar, menjahit, laundry, perkebunan, budidaya jangkrik dan pembuatan tempe.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Kalapas Kelas IIB Banjarbaru Amico Balalembang menganggap tren penggunaan baja ringan untuk bangunan kini semakin digemari, pelatihan di bidang konstruksi ini dinilai akan berguna untuk WBP setelah kembali ke lingkungan masyarakat.
"Nantinya, ini berpotensi besar jadi peluang usaha untuk warga binaan setelah bebas. Sekarang ini sudah banyak orang beralih dari rangka kayu ke rangka baja ringan karena memiliki banyak keunggulan," ujarnya di Banjarbaru kepada ANTARA, Selasa.
Program kerja pembinaan kemandirian ini diikuti 10 orang WBP. Pelatihan untuk menularkan keahlian ini dilaksanakan selama enam hari di Lapas Banjarbaru.
Selesai pelatihan terfokus itu, WBP yang berkompeten dipastikan mendapat sertifikat keahlian konstruksi baja ringan yang akan berguna nantinya.
Kasi Penyelenggara Diklat BLK Kalsel, Mastur Manurung menilai WBP yang mengikuti pelatihan ini cukup cekatan menerima materi dan praktek di hari pertama (Senin, 2/2).
"Rangka baja ringan menjadi material bangunan yang primadona belakangan ini, terutama untuk urusan atap bangunan," ujarnya.
Sekarang, kata dia, material ini tidak hanya digunakan untuk membangun gedung skala besar namun juga seperti rumah hingga kanopi.
"Tentu pelatihan ini ada tekniknya dari mulai pemilihan, pengukuran, pemotongan hingga pemasangan. Bukan tidak mungkin, kalau sudah mahir bisa direkrut jadi tenaga ahli kita, atau sekalipun mau berdikari sendiri setelah bebas nanti sudah mumpuni berkat mengikuti pelatihan ini," ucapnya.
Program "memanusiakan manusia ini", terus bertumbuh dan berkembang di Lapas Banjarbaru ini.
Berikut kegiatan pembinaan kemandirian WBP, diantaranya ada bisnis ; kripik tempe, meubel, las listrik, hidroponik, peternakan ayam, kursi dari ban bekas, budidaya ikan air tawar, menjahit, laundry, perkebunan, budidaya jangkrik dan pembuatan tempe.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023