Melalui Inovasi Kader Lingkungan Pemantauan Makanan Jajanan Sehat (Darling Paman Jahat) dari Puskesmas Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan diharapkan anak-anak tidak jajan sembarangan di sekolahnya.

"Melalui inovasi ini tentunya sangat berguna bagi penjual, sehingga tidak ada lagi yang menggunakan bahan berbahaya dalam makanan jadi akan berdampak pada si penjual karena siswa tidak ragu dalam berbelanja," kata Kepala Puskesmas Paringin dr. Aulia Asmi Setiawati di Paringin, Rabu.

Dia melanjutkan, adapun dampak untuk sekolah sendiri apabila semua penjual makanan sudah memenuhi syarat kesehatan maka siswa yang berbelanja akan terhindar dari bahan yang berbahaya untuk dikonsumsi anak.

Selain itu, para orang tua juga tidak perlu merasa khawatir lagi saat anaknya berbelanja makanan di sekolah karena sudah terpantau serta sudah memenuhi syarat dalam kesehatan.
Kepala Puskesmas Paringin dr. Aulia Asmi Setiawati (kiri) dan pembuat inovasi Darling Paman Jahat, Santy Ermasari (kanan). ANTARA/erde


Pemilik Inovasi Darling Paman Jahat, Santy Ermasari menuturkan inovasi ini sendiri diciptakan karena pada beberapa tahun yang lalu saat ada penelitian dokter internsip pada salah satu sekolah dasar di Balangan, terdapat ada jajanan hampir 70% mengandung bahan berbahaya seperti boraks, methanil yellow dan rhodamin B.

Mengingat bahan-bahan kimia itu sangat berbahaya sekali saat dicampurkan ke makanan bahkan dilarang, maka muncullah ide atau gagasan pembentukan kader lingkungan di sekolah untuk mencegah hal tersebut tidak terjadi lagi.

Untuk tujuan dari inovasi sendiri, adalah untuk mengetahui jumlah pedagang yang berjualan di lingkungan sekolah dan mengetahui apakah jajanan tersebut terbebas dari bahan kimia atau bahan tambahan pangan yang dilarang.

"Tentunya ke depan inovasi ini akan terus berlanjut pada sekolah lainnya di wilayah Kecamatan Paringin," tutur Santy.
 
Petugas Puskesmas Paringin Santy Ermasari saat melatih para kader dalam melaksanakan pendataan kepada para pedagang di lingkungan sekolah. ANTARA/erde

Untuk tahapannya sendiri terangnya, para kader yang berjumlah 10 orang dilatih oleh pihak puskesmas untuk mendata penjual makanan di antaranya nama penjual, jualannya apa saja, nomor telepon serta alamat penjual dan hasilnya diserahkan ke pihak puskesmas yang akan dianalisa serta kandungan makanannya akan di uji laboratorium.

Setelah hasilnya ke luar, bagi penjual yang tidak memenuhi syarat dalam berjualan akan ditindak lanjuti oleh pihak berwajib apakah diberi pembinaan atau semacamnya.

Sementara salah satu orang tua murid SDN Paringin 1, Angga Alfiandy sangat mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Paringin karena dianggapnya sangat membantu para orang tua untuk mengawasi jajanan yang dibeli oleh anaknya.

"Tentunya ini sangat membantu kami bagi para orang tua untuk mengawasi jajanan anak, karena selama ini kami tidak bisa mengawasi anak di sekolah dalam membeli jajanan apalagi terdapat banyak jajanan berbahaya di sekolah," ujarnya.

Pewarta: Ragil Darmawan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023