Khatib Rahimi dalam khutbahnya mengingatkan permainan lato-lato yang belakangan ramai atau seakan menjamur di masyarakat termasuk di provinsinya Kalimantan Selatan (Kalsel) lebih banyak mudarat atau negatif daripada positif.

"Begitu pula kalau permainan lato-lato tersebut melalui pendekatan religi, terutama Islam," ungkapnya dalam khutbah di Masjid Iqra - Mahligai Al Qur'an, Jalan Brigjen TNI H Hasan Basri atau Kayu Tangi Banjarmasin, sebelum Shalat Jumat.

Khatib yang juga Sekretaris Badan Pengelola Masjid Iqra tersebut mengatakan, nilai positif dari permainan lato-lato cuma dua, sedangkan sisi negatif atau mudarat cukup banyak.

"Segi positif dari permainan lato-lato tersebut, menurut dia, melatih konsentrasi atau dengan harapan kalau bekerja melaksanakan tugas supaya fokus guna mencapai hasil maksimal," ujarnya.

Selain itu, mengurangi bermain "hand phone" (HP) terutama bagi anak-anak yang terkadang bisa berjam-jam atau berdampak kurang baik, lanjutnya.

Sedangkan segi negatif dari bermain lato-lato antara lain bisa menimbulkan risiko  karena keasyikan atau kurang hati-hati seperti terkena jidat/dahi berakibat benjol dan terkena mata, sebagaimana pemberitaan lewat media sosial baru-baru ini.

Negatif lain dari permainan lato-lato, orang-orang lain bisa teganggu seperti ketika sedang belajar dan lagi shalat, tambah khatib tersebut.

Oleh sebab itu, menurut dia, wajar Dinas Pendidikan melarang anak didik bermain lato-lato di sekolah, tuturnya.

"Hal lain dalam kaitan religi permainan lato-lato perlambang segitiga atau lambang orang Yahudi, dan lato-lato berasal dari bahasa Ibrani sebagai pengakuan terhadap tuhan orang Yahudi non Muslim," demikian Rahimi.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023