Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan H Birhasani menyampaikan, inflasi beras di provinsinya hingga terjadi sampai saat ini karena soal selera makan.
 
"Selera makan warga kita di provinsi ini, ya, beras lokal," ujarnya di Banjarmasin, Kamis.
 
Menurut dia, ada beberapa jenis beras lokal yang paling diminati warga Kalsel di antaranya adalah Mutiara, Unus dan Siam.
 
"Beras-beras ini sekarang harganya mahal di pasaran," ujarnya.
 
Mahalnya harga beras-beras ini, ucap Birhasani, karena produksi panen tahun lalu mengalami penurunan drastis, dikarenakan adanya serangan hama tungro atau hama yang membuat padi menjadi kerdil.
 
Karena serangan hama yang cukup luas melanda pertanian padi di daerah penghasil beras lokal terbanyak di provinsi ini, seperti di Kabupaten Banjar, Barito Kuala dan Tanah Laut, hingga membuat banyak gagal panen.
 
Akibatnya, beras-beras lokal khusus tersebut yang harga standar tertinggi sebelumnya Rp14 ribu per liter, kini diperdagangkan sampai Rp20 ribu per liter.
 
Dia pun menyampaikan, kegiatan operasi pasar murah beras yang dilaksanakan sejauh ini tidak terlalu signifikan menekan inflasi beras tersebut.
 
"Kita gelar operasi pasar beras yang kita munculkan beras apa, beras kelas medium," ujarnya.
 
Menurut dia, stok beras medium di Kalsel sebenarnya mencukupi, namun untuk beras lokal atau beras Banjar tidak banyak.
 
"Kalau untuk memenuhi masyarakat tidak masalah, tetapi untuk memenuhi selera tadi tidak bisa," tutur Birhasani.
 
Baca juga: Bulog pastikan stok beras di Kalsel aman hingga Januari 2023
Baca juga: Pemkot Banjarmasin pertimbangkan gunakan 60 ton beras CPP tekan inflasi
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin sebut pemicu inflasi beras lokal dan daging
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023