Sekretaris Daerah Kabupaten Barito Kuala (Sekdakab Batola), Kalimantan Selatan Zulkipli Yadi Noor mengatakan, tindakan intervensi gizi spesifik sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor: 72/ 2021 tentang Percepatan Penanganan Stunting, mengamanatkan  fokus kegiatan pada masing-masing desa lokus stunting 2022.

"Bersama tim TPPS Kabupaten dan Kecamatan  serta lokus stunting melakukan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif," ungkap Zulkipli, pada rapat koordinasi dan evaluasi percepatan penurunan stunting di Batola tahun 2022,  di aula Selidah Kantor Sekretariat Daerah Batola di Marabahan, Rabu (14/12/2022). 

Menurut dia, intervensi gizi spesifik yang sudah dilakukan pemerintah daerah dalam hal ini dinas kesehatan adalah,  program pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita (Permata Bunda). 

Selain itu, jelas dia,  dengan pencegahan infeksi, penyakit menular dan kesehatan lingkungan. 

"Namun intervensi gizi spesifik hanya berpengaruh 30 persen untuk penanganan stunting," terangnya. 

Karena itulah,  papar sekda,  intervensi gizi sensitif juga tak kalah penting harus dilakukan. 

Pasalnya, sambung dia, intervensi gizi sensitif berpengaruh sebanyak 70 persen  dalam penurunan stunting. 

"Intervensi gizi sensitif seperti tersedianya air minum bersih, sanitasi dan penggunaan jamban sehat, kebersihan lingkungan dan pola asuh anak serta tak kalah penting penyiapan kualitas kehidupan berkeluarga bagi calon pengantin, " jelas Sekda. 

Rapat koordinasi dan evaluasi percepatan penurunan stunting, tambahnya, penting dilakukan untuk melihat hasil intervensi pencegahan dan penurunan stunting. 

"Apakah telah dilakukan bersama-sama antar SKPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dan masyarakat dari Kabupaten sampai desa," tegasnya. 

Kerjasama seluruh pihak sangat diperlukan, ungkapnya, mulai dari SKPD, camat, kades,  para pelaku usaha dan juga elemen masyarakat.

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022