Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan melalui program pengabdian masyarakat menciptakan mesin pencacah dan pengepres sampah untuk Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Firdaus di Banua Anyar, Banjarmasin Utara, Rabu.
Ketua Program Pengabdian Masyarakat Poliban untuk kegiatan tersebut Isna Wardiah mengatakan, dua unit mesin ciptaan kampusnya tersebut disumbangkan untuk Bank Sampah Alam Bersih Sehat Asri sekolah tersebut yang di bawah Yayasan Bina Insan Madani (YBIM).
"Ini program kewajiban dosen. Selain pendidikan dan mengajar, kita juga dituntut melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat," ujarnya.
Salah satunya memberikan kontribusi bagi penanganan pengelolaan lingkungan, dan yang dipilih tim bank sampah di SDIT untuk kinerja bank sampahnya yang lebih aktif, maksimal dan efisien.
Pemberian mesin pencacah dan pengepres sampah ini, ucap Isna, kelanjutan pengabdian timnya di sekolah ini untuk bank sampahnya. Sebelumnya tim memberikan pendampingan manajemennya.
"Segi manajemen, kita sudah berikan sistem informasi bank sampah berbasis web," ungkapnya.
Mesin dengan teknologi pencacah dan pengepres ini diberikan, ucap Isna, karena sesuai pengamatan timnya sekolah ini tidak memiliki tempat yang cukup untuk menampung sampah dipilah dari bank sampah.
"Ini sudah kita beri solusinya, ke depan bisa kita lanjutkan dengan program pengolahan sampah yang bernilai ekonomi dan menjual di pasaran, misalnya bisa dibuat furniture. Cara memproduksi ini sudah kita riset sampai di sana," tuturnya.
Dia pun menyampaikan, terciptanya dua mesin yang disumbangkan hari ini dari inovasi dosen, dibantu pengerjaannya oleh mahasiswa dengan waktu beberapa bulan.
Ada tiga dosen yang terlibat dalam kegiatan bertema "Pendampingan pengelolaan bank sampah berbasis teknologi untuk mengembangkan ekonomi hijau bagi masyarakat" tersebut, yaitu Isna Wardiah, Yuan Perdana, dan Rahimi Fitri.
Direktur Bank Sampah Alam Bersih sehat Asri SDIT Al-Firdaus, Sigit Nurhadi menyampaikan terimakasih yang tertinggi kepada Poliban, sebab bantuan mesin pencacah dan pengepres sampah ini sangat dibutuhkan.
"Selama ini kita tidak memiliki tempat yang luas untuk simpanan sampah yang dipilah, padahal banyak setiap harinya, hingga kita antar ke tempat lain," ujarnya.
Dia pun menyampaikan, murid khusus sekolah dasar di sini sekitar 600 orang lebih, belum dari siswa SMP dan SMA.
"Jadi pengelolaan sampah di sekolah kita sangat serius dilakukan kini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Ketua Program Pengabdian Masyarakat Poliban untuk kegiatan tersebut Isna Wardiah mengatakan, dua unit mesin ciptaan kampusnya tersebut disumbangkan untuk Bank Sampah Alam Bersih Sehat Asri sekolah tersebut yang di bawah Yayasan Bina Insan Madani (YBIM).
"Ini program kewajiban dosen. Selain pendidikan dan mengajar, kita juga dituntut melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat," ujarnya.
Salah satunya memberikan kontribusi bagi penanganan pengelolaan lingkungan, dan yang dipilih tim bank sampah di SDIT untuk kinerja bank sampahnya yang lebih aktif, maksimal dan efisien.
Pemberian mesin pencacah dan pengepres sampah ini, ucap Isna, kelanjutan pengabdian timnya di sekolah ini untuk bank sampahnya. Sebelumnya tim memberikan pendampingan manajemennya.
"Segi manajemen, kita sudah berikan sistem informasi bank sampah berbasis web," ungkapnya.
Mesin dengan teknologi pencacah dan pengepres ini diberikan, ucap Isna, karena sesuai pengamatan timnya sekolah ini tidak memiliki tempat yang cukup untuk menampung sampah dipilah dari bank sampah.
"Ini sudah kita beri solusinya, ke depan bisa kita lanjutkan dengan program pengolahan sampah yang bernilai ekonomi dan menjual di pasaran, misalnya bisa dibuat furniture. Cara memproduksi ini sudah kita riset sampai di sana," tuturnya.
Dia pun menyampaikan, terciptanya dua mesin yang disumbangkan hari ini dari inovasi dosen, dibantu pengerjaannya oleh mahasiswa dengan waktu beberapa bulan.
Ada tiga dosen yang terlibat dalam kegiatan bertema "Pendampingan pengelolaan bank sampah berbasis teknologi untuk mengembangkan ekonomi hijau bagi masyarakat" tersebut, yaitu Isna Wardiah, Yuan Perdana, dan Rahimi Fitri.
Direktur Bank Sampah Alam Bersih sehat Asri SDIT Al-Firdaus, Sigit Nurhadi menyampaikan terimakasih yang tertinggi kepada Poliban, sebab bantuan mesin pencacah dan pengepres sampah ini sangat dibutuhkan.
"Selama ini kita tidak memiliki tempat yang luas untuk simpanan sampah yang dipilah, padahal banyak setiap harinya, hingga kita antar ke tempat lain," ujarnya.
Dia pun menyampaikan, murid khusus sekolah dasar di sini sekitar 600 orang lebih, belum dari siswa SMP dan SMA.
"Jadi pengelolaan sampah di sekolah kita sangat serius dilakukan kini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022