Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin atau akrab dengan sapaan Bang Dhin berjanji mengkomunikasikan masalah bahan bakar minyak (BBM) nelayan di provinsinya.

Janji itu saat reses di daerah pemilihan (Dapil)-nya Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), 11 - 18 Oktober 2022, ujar Humas Sekretariat DPRD (Setwan) Kalsel di Banjarmasin, Selasa 

"Ketika reses di Tanbu, politikus muda itu menerima berbagai keluhan dan aspirasi antara lain masalah infrastruktur, kelangkaan pupuk bersubsidi, mahalnya harga eceran BBM bersubsidi.

Selain itu, masalah BPJS dan pelayanan-pelayanan masyarakat lainnya, kutip Juru Bicara (Jubir) Setwan Kalsel tersebut.

"Masyarakat nelayan mengatakan mereka kesulitan membeli BBM bersubsidi, selain langka karena kuotanya terbatas dan tentunya harga eceran di luar SPBU/SPBN sudah lebih mahal,” lanjut Jubir Setwan Kalsel mengutip keterangan Bang Dhin.

Menanggapi keluhan/aspirasi terkait masalah BBM, mantan anggota DPRD "Bumi Bersujud" Tanbu itu meminta Pertamina mengakomodasi jumlah kuota sesuai kebutuhan nelayan.

Begitu pula para nelayan agar segera melengkapi legalitasnya dan menyampaikan data ke dinas/instansi terkait, pinta laki-laki kelahiran Tungkaran Pangeran Batulicin (260 kilometer tenggara Banjarmasin), ibukota Tanbu Tahun 1979 itu.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) M Syaripuddin saat reses di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), 11 - 18 Oktober 2022. (Istimewa/Humas Setwan Kalsel.)

Sedangkan permasalahan BPJS kesehatan, Bang Dhin mendengar keluhan warga yang merasa keanggotannya di BPJS hilang atau non-aktif, bahkan tidak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai ribuan akun.

“Banyak warga yang berobat ke rumah sakit kaget, karena baru mengetahui BPJS kesehatannya telah non-aktif,” ungkapnya seperti dikutip Jubir Setwan Kalsel.

Oleh karenanya Bang Dhin berharap pemerintah terkait untuk segera mengatasi permasalahan BPJS tersebut mengingat pentingnya pelayanan jaminan kesehatan bagi masyarakat.

Dalam pelaksanaan reses Bang Dhin selama delapan hari semestinya 16 titik karena permintaan warga masyarakat menjadi 20 titik, demikian keterangan pers Humas Setwan Kalsel.

Sebagai catatan nelayan Kalsel yang banyak melaut (mencari ikan ke laut) di Kabupaten Tanah Laut (Tala), Tanbu dan Kotabaru, kemudian ada pula dari Kabupaten Barito Kuala (Batola) serta Kabupaten Banjar.


 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022