Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan (Kalsel) mendorong realisasi berdirinya balai rehabilitasi agar penanganan para korban pecandu narkoba di daerah itu bisa lebih maksimal dilakukan.

"Kalsel belum punya balai rehabilitasi yang benar-benar fokus merawat korban pecandu, ini terus kami dorong untuk segera terwujud dengan bantuan pemerintah daerah dan pihak lainnya yang peduli," kata Kepala BNNP Kalsel Brigjen Pol Wisnu Andayana di Banjarmasin, Rabu.

Diakui dia, selama ini para pecandu narkoba yang ingin menjalani rehabilitasi rawat inap harus membayar karena melibatkan rumah sakit swasta.

Sedangkan jika ada balai rehabilitasi milik pemerintah maka program pelaksanaannya bisa gratis, sehingga lebih maksimal tanpa terkendala kemampuan ekonomi pihak keluarga dari korban penyalahguna narkoba.

"Kalau kemampuan kami di BNN hanya sebatas rawat jalan," tutur jenderal bintang satu itu.

Berdasarkan data BNNP Kalsel pada tahun 2022 sedikitnya 400 pengguna narkoba tengah berjuang untuk sembuh dengan mengikuti program rehabilitasi baik rawat jalan maupun rawat inap.

Mayoritas korban penyalahguna ketergantungan sabu-sabu dengan daerah tertinggi asal Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru.

Wisnu berharap mereka yang tengah menjalani rehabilitasi bisa sembuh total dan tidak kembali lagi mengonsumsi narkoba.

Dia menegaskan pula upaya pencegahan begitu penting dan strategis dalam program pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN). 

Disebutkannya, pasokan narkotika dari jaringan pengedar akan berkurang dengan sendirinya jika para pecandu yang notabene pasar mereka sudah tidak ada permintaan.

"Kalau sekali saja menggunakan dan akhirnya kecanduan, memang susah untuk sembuh. Makanya mencegah lebih baik daripada mengobati," ucapnya.

Pewarta: Firman

Editor : Nurul Aulia Badar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022