Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan H Ibnu Sina mengajak pejabat di lingkungan pemerintahannya untuk menjadi bapak asuh anak stunting.
Ibnu Sina pun sudah menobatkan dirinya sebagai bapak asuh anak stunting atau gagal tumbuh pada anak balita untuk mengatasi kasus tersebut di wilayahnya.
"Supaya angkanya bisa cepat turun, kalau bukan kita siapa lagi yang menangani masalah ini dan kalau bukan sekarang kapan lagi," ujarnya di Banjarmasin, Rabu.
Dari catatan Dinkes Kota Banjarmasin hingga April 2022 angka sebesar 27 persen balita di Kota Banjarmasin harus ditangani dari stunting.
Menurut Ibnu Sina, tugas bapak asuh anak stunting membantu kesiapan gizi dan makanan bagi anak-anak asuh mereka.
"Makanya nanti ada yang langsung menyerahkan dalam bentuk makanan mentah, kemudian nanti dimasak di dapur atau berkontribusi dengan beli di warung yang sudah kita siapkan, selanjutnya didistribusikan kepada anak-anak yang memang harus mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama yang dikatagorikan stunting," katanya.
Langkah Wali Kota Banjarmasin jadi bapak asuh anak stunting ini mendapat apresiasi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, dr Hasto Wardoyo.
Hasto melakukan kunjungan kerja di Kalsel, salah satunya meresmikan penggunaan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan bantuan bapak asuh anak Stunting di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin, Selasa.
Hasto Wardoyo pun angkat jempol dengan inovasi tersebut. Bahkan ia menyatakan, status bapak asuh anak stunting itu hanya ada di Kota Banjarmasin.
"Istimewa, karena saya kira ini pertama kalinya pak wali kota, dan hari ini mengukuhkannya menjadi bapak asuh anak stunting," ucapnya.
Selain itu, Hasto juga menyatakan, Wali Kota Banjarmasin merupakan bapak asuh anak stunting Kalsel.
"Jadi saya kira gotong royong yang ditujukan pak wali luar biasa,” ungkapnya.
Dia berharap, Kota Banjarmasin bisa berkontribusi terhadap penurunan angka stunting di Kalsel yang saat ini masin mencapai 30 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Ibnu Sina pun sudah menobatkan dirinya sebagai bapak asuh anak stunting atau gagal tumbuh pada anak balita untuk mengatasi kasus tersebut di wilayahnya.
"Supaya angkanya bisa cepat turun, kalau bukan kita siapa lagi yang menangani masalah ini dan kalau bukan sekarang kapan lagi," ujarnya di Banjarmasin, Rabu.
Dari catatan Dinkes Kota Banjarmasin hingga April 2022 angka sebesar 27 persen balita di Kota Banjarmasin harus ditangani dari stunting.
Menurut Ibnu Sina, tugas bapak asuh anak stunting membantu kesiapan gizi dan makanan bagi anak-anak asuh mereka.
"Makanya nanti ada yang langsung menyerahkan dalam bentuk makanan mentah, kemudian nanti dimasak di dapur atau berkontribusi dengan beli di warung yang sudah kita siapkan, selanjutnya didistribusikan kepada anak-anak yang memang harus mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama yang dikatagorikan stunting," katanya.
Langkah Wali Kota Banjarmasin jadi bapak asuh anak stunting ini mendapat apresiasi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, dr Hasto Wardoyo.
Hasto melakukan kunjungan kerja di Kalsel, salah satunya meresmikan penggunaan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan bantuan bapak asuh anak Stunting di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin, Selasa.
Hasto Wardoyo pun angkat jempol dengan inovasi tersebut. Bahkan ia menyatakan, status bapak asuh anak stunting itu hanya ada di Kota Banjarmasin.
"Istimewa, karena saya kira ini pertama kalinya pak wali kota, dan hari ini mengukuhkannya menjadi bapak asuh anak stunting," ucapnya.
Selain itu, Hasto juga menyatakan, Wali Kota Banjarmasin merupakan bapak asuh anak stunting Kalsel.
"Jadi saya kira gotong royong yang ditujukan pak wali luar biasa,” ungkapnya.
Dia berharap, Kota Banjarmasin bisa berkontribusi terhadap penurunan angka stunting di Kalsel yang saat ini masin mencapai 30 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022