Ketua Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) HM Lutfi Saifuddin SSos mengharapkan, agar pelukis-pelukis di provinsinya ke depan berjaya.

Harapan itu dia kemukakan saat silaturahmi dengan pelukis-pelukis "Banua" (Kalsel) di ruang Komisi IV yang juga membidangi kebudayaan di Banjarmasin, Rabu (7/9/22) siang.

Menurut anggota DPRD Kalsel dua periode itu, lukisan kelihatannya lebih hidup atau seakan mempunyai jiwa bilang dibandingkan dengan gambar dari potret.

Oleh sebab itu, wajar kalau harga sebuah lukisan lebih mahal dari gambar hasil memotret, ujarnya didampingi beberapa anggota Komisi IV tersebut.

"Bahkan terkadang ada lukisan dengan harga tergolong tinggi. Selain tergantung pada aura lukisan tersebut, juga si pembeli," lanjut wakil rakyat dari Partai Gerindra asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu.

"Apalagi kalau pembelinya memiliki jiwa seni yang tinggi pula serta kemampuan keuangan yang menunjang," demikian Lutfi Saifuddin.

Pada kesempatan pertemuan tersebut, para pelukis Banua menyarahkan sebuah lukisan almarhum Letkol (Purn) H Anang Ardiansyah yang pernah sebagai Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kalsel.

Anang Ardiansyah bukan saja seorang militer/tentara, tetapi juga seniman yang menciptakan ratusan lagu-lagu daerah Banjar di antaranya yang terkenal/populer Lagu Paris Barantai.

Sedikit cuplikan lirik Lagu Paris Barantai: Kotabaru gunungnya bamega, bamega ombak manampur di sala karang, batamu lawanlah adinda, adinda iman di dada rasa malayang.

Lagu Paris Barantai dengan irama hampir sama lagu caca menggambarkan keindahan  atau pesona alam Kotabaru yang berada paling timur Kalsel berbatasan Laut Sulawesi dan Selat Makassar.

Sedangkan judul lagu berasal dari inspirasi seorang perempuan bernama "Su Paris" walau tua tetap cantik rupawan lagi menawan setiap laki-laki yang memandangnya.

Su Paris asalan Pandahan - Rantau, kini Kabupaten Tapin, Kalsel merupakan idola laki-laki pada masanya atau ketika itu Tahun 1950-an yang kini sudah tiada 

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022