Kabupaten Barito Kuala (Batola) tertinggi kedua daerah rawan bencana di Kalsel atau provinsi yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tersebut.
"Pada 13 kabupaten/kota seprovinsinya Batola berada posisi kedua daerah paling rawan bencana, ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kebupaten tersebut Budimansyah, S.Sos,MA selaku narasumber sebagaimana WA yang Antara Kalsel terima, Rabu (6/7/22).
Sedangkan secara nasional dalam hal bencana "Selidah" Batola berada pada urutan ke-77, ungkapnya saat sosialisasi Perda Kalsel Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana oleh anggota DPRD provinsi setempat, Dr H Karlie Hanafi Kalianda SH MH.
Ia berharap, dengsn mengetahui potensi bencana tersebut kemungkinan risiko yang timbul bisa minimal.
Sebagai contoh, melanjutkan, menghadapi bencana banjir, pihaknya telah melakukan rapat kordinasi dengan Dinas Permukiman, dan salah satu solusinya membangun rumah layak huni yang tongkat atau sistem panggung penyangganya harus tinggi sehingga tidak terendam saat banjir melanda, tuturnya.
"Ada tiga jenis bencana yang mengecam kabupatenya yaitu banjir rob maupun banjir kiriman, angin putting beliung serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," ungkapnya.
Sementara itu, Karli Hanafi mengatakan akan membahas hal tersebut dengan BPBD Kalsel agar bisa melakukan survey udara untuk mendata daerah-daerah yang rawan bencana banjir.
Selain itu, melakukan langkah-langkah konkrit untuk bisa segera menyalurkan banjir yang terjadi, ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/Kabupaten Batola tersebut.
Sebelumnya Karli Hanafi yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar itu mengatakan, bahwa Pemprov Kalsel bertanggung jawab melindungi seluruh masyarakatnya dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk atas bencana alam dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
..
Menurut dia, dapat menghambat dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, pelaksanaan pembangunan dan hasilnya.
"Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya antisipasi dan penanggulangan secara terkoordinir, terpadu, cepat dan tepat," laki-laki kelahiran Tahun 1952 yang beberapa kali menjadi anggota y Kalsel
Mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu menambahkan, upaya penanggulangan bencana di Kalsel prlu lebih meningkat lagi, terutama pada tahap pencegahan dengan melibatkan peran serta semua pihak dalam rangka mengurangi risiko bencana, baik jumlah korban jiwa maupun harta benda.
"Terkait hal itu, maka sosialisasi/penyebarluasan peraturan perundangan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi, seperti menyebarluaskan Perda 6/2017 kepada para stake holder atau pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat," tuturnya.
"Sosialisasi Perda (Sosper) bertujuan agar bencana yang melanda dapat sesegera mungkin diatasi yang melibatkan peran serta semua pihak dan juga melakukan pencegahan-pencegahan agar tidak terjadi bencana,' demikian Karlie Hanafi..
Sosialisasi Perda 6/2017 yang berlangsung di Tebing Rimbah, Kecamatan Mandastans, Batola 5 Juli 2022 tersebut hadir Camat dan Kepala Desa serta sejumlah tokoh masyarakat setempat lebih kurang 30 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Pada 13 kabupaten/kota seprovinsinya Batola berada posisi kedua daerah paling rawan bencana, ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kebupaten tersebut Budimansyah, S.Sos,MA selaku narasumber sebagaimana WA yang Antara Kalsel terima, Rabu (6/7/22).
Sedangkan secara nasional dalam hal bencana "Selidah" Batola berada pada urutan ke-77, ungkapnya saat sosialisasi Perda Kalsel Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana oleh anggota DPRD provinsi setempat, Dr H Karlie Hanafi Kalianda SH MH.
Ia berharap, dengsn mengetahui potensi bencana tersebut kemungkinan risiko yang timbul bisa minimal.
Sebagai contoh, melanjutkan, menghadapi bencana banjir, pihaknya telah melakukan rapat kordinasi dengan Dinas Permukiman, dan salah satu solusinya membangun rumah layak huni yang tongkat atau sistem panggung penyangganya harus tinggi sehingga tidak terendam saat banjir melanda, tuturnya.
"Ada tiga jenis bencana yang mengecam kabupatenya yaitu banjir rob maupun banjir kiriman, angin putting beliung serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla)," ungkapnya.
Sementara itu, Karli Hanafi mengatakan akan membahas hal tersebut dengan BPBD Kalsel agar bisa melakukan survey udara untuk mendata daerah-daerah yang rawan bencana banjir.
Selain itu, melakukan langkah-langkah konkrit untuk bisa segera menyalurkan banjir yang terjadi, ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel III/Kabupaten Batola tersebut.
Sebelumnya Karli Hanafi yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar itu mengatakan, bahwa Pemprov Kalsel bertanggung jawab melindungi seluruh masyarakatnya dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk atas bencana alam dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
..
Menurut dia, dapat menghambat dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat, pelaksanaan pembangunan dan hasilnya.
"Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya antisipasi dan penanggulangan secara terkoordinir, terpadu, cepat dan tepat," laki-laki kelahiran Tahun 1952 yang beberapa kali menjadi anggota y Kalsel
Mantan aktivis mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu menambahkan, upaya penanggulangan bencana di Kalsel prlu lebih meningkat lagi, terutama pada tahap pencegahan dengan melibatkan peran serta semua pihak dalam rangka mengurangi risiko bencana, baik jumlah korban jiwa maupun harta benda.
"Terkait hal itu, maka sosialisasi/penyebarluasan peraturan perundangan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi, seperti menyebarluaskan Perda 6/2017 kepada para stake holder atau pemangku kepentingan dan seluruh lapisan masyarakat," tuturnya.
"Sosialisasi Perda (Sosper) bertujuan agar bencana yang melanda dapat sesegera mungkin diatasi yang melibatkan peran serta semua pihak dan juga melakukan pencegahan-pencegahan agar tidak terjadi bencana,' demikian Karlie Hanafi..
Sosialisasi Perda 6/2017 yang berlangsung di Tebing Rimbah, Kecamatan Mandastans, Batola 5 Juli 2022 tersebut hadir Camat dan Kepala Desa serta sejumlah tokoh masyarakat setempat lebih kurang 30 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022