Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan yang juga membidangi pertanian secara umum, H Iberahim Noor, SE mengharapkan agar pemerintah memberi bantuan dalam upaya pelestarian dan menumbuhkembangkan cabai Hiyung.

"Cabai Hiyung salah satu varietas cabai di Indonesia yang sementara ini hanya tumbuh di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel), karenanya diberi nama cabai Hiyung," ujarnya melalui WA, Kamis (23/6/22).

"Kekhasan Cabai Hiyung antara lain  kalau ditanam di tempat lain, rasanya menjadi kurang pedas, bahkan cenderung tidak pedas. Klasifikasinya lebih tinggi cabai Kathur," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu, karena kekhasannya perlu pengembangan dan pelestarian cabai Hiyung tersebut.

"Untuk pelestarian dan pengembangan cabai Hiyung tersebut perlu bantuan pemerintah atau pihak/instansi terkait, karena merupakan komoditas cukup bernilai ekonomi," ujar laki-laki kelahiran Rantau (117 kilometer dari Banjarmasin), ibukota Tapin tahun 1948 itu.

"Pelestarian dan pengembangan cabai Hiyung selain sebagai sumber pendapatan warga masyarakat setempat, juga bisa menjadi nilai tambah buat pendapatan daerah," lanjut wakil rakyat dari Partai NasDem tersebut.

Anggota DPRD Kalsel dua periode itu mengharapkan pula agar pemerintah/instansi terkait memberikan bimbingan cara pengawetan manakala produksi melimpah, sementara pangsa pasar menurun.




"Kita berharap Cabai Hiyung khas Tapin tetap lestari serta tumbuh kembangnya makin meningkat sehingga bukan saja sebagai pendapatan warga masyarakat setempat atau pekebun ya, tetapi juga memberi nilai tambah bagi pendapatan daerah," ujarnya.

"Kemudian itu menunjang ekonomi kerakyatan melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM), baik bergerak pada subsektor perkebunan maupun jasa perdagangan," lanjutnya.

Laki-laki "Kota Bestari" (cantik/indah/bagus) berusia 74 tahun tersebut berkeyakinan cabai Hiyung sendiri masih memungkinkan untuk pengembangan komoditas itu pada desa setempat.

"Hamparan cabai Hiyung yang ada saat ini masih bisa untuk dikembangkan bila dibandingkan dengan luas Desa Hiyung sendiri," tambahnya.

"Selain cabai Hiyung, juga jenis lombok yang sekarang harganya cukup mahal masih potensial untuk pengembangan di Kalsel," demikian  Iberahim Noor.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022