PT Adaro Indonesia melakukan penanaman bakau di Suaka Margasatwa (SM) Kuala Lupak, Kabupaten Barito Kuala, sebagai rangkaian persiapan penilaian keberhasilan rehab DAS Adaro.
Penanaman dipimpin Kepala BKSDA Kalsel Ir Mahrus Aryadi, MSc bersamaan kegiatan monitoring dan evaluasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) rehab DAS PT Adaro Indonesia seluas 128 hektare di Suaka Margasatwa (SM) Kuala Lupak, Rabu (7/6).
"Monitoring dan evaluasi ini sebagai sarana menggali kendala atau permasalahan yang terjadi, sekaligus mencari solusi bersama antara pihak pelaksana rehab DAS dengan pengelola kawasan," jelas Mahrus.
Menurutnya, kalau ada carbon trade akan dicoba mediasi dan fasilitasi, karena bagi Adaro itu adalah legasi yang artinya mereka ada kewajiban yang harus ada manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan.
Mengingat Adaro berhutang budi dengan alam dengan sudah mengeksploitasi alam jadi mereka harus berbakti dengan alam.
Tim yang terdiri dari Adaro, BKSDA Kalsel, BPDASHL Barito, PT RLI, dan PT Graha Prima Amanah selaku vendor penanaman, mengobservasi tiap petak untuk menghitung dan mengukur pertumbuhan tanamannya. Tanaman yang tidak mampu tumbuh bakal segera disulam agar presentase pertumbuhannya dalam satuan luas tidak berkurang.
Kegiatan evaluasi ini juga bertujuan untuk memastikan kembali kesiapan dari semua proses yang telah dilaksanakan.
"Sebelum dilakukan serah terima kepada pemerintah dan jika ditemukan deviasi di lapangan maka akan ditindaklanjuti segera, sehingga serah terima dapat berjalan lancar dan rehab DAS oleh Adaro dapat diterima pemerintah serta mempunyai nilai tambah bagi masyarakat atau kelompok kemitraan konservasi," kata DAS Rehabilitation & Fire Fighter Area 2 Section Head, Sigit Pramono yang juga hadir di lapangan.
Menurut Hadi, warga penerima manfaat, selain menyediakan oksigen gratis, tanaman bakau ini juga sebagai tempat keberlangsungan makhluk hidup yang ada di bawahnya, di antaranya adalah udang, ikan, dan kepiting yang bisa menjadi penghasilan bagi kami masyarakat.
Baca juga: Pemkab Tabalong terima sertifikat tanah dari Adaro
Baca juga: Adaro Group fokus penanganan stunting di 28 desa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Penanaman dipimpin Kepala BKSDA Kalsel Ir Mahrus Aryadi, MSc bersamaan kegiatan monitoring dan evaluasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) rehab DAS PT Adaro Indonesia seluas 128 hektare di Suaka Margasatwa (SM) Kuala Lupak, Rabu (7/6).
"Monitoring dan evaluasi ini sebagai sarana menggali kendala atau permasalahan yang terjadi, sekaligus mencari solusi bersama antara pihak pelaksana rehab DAS dengan pengelola kawasan," jelas Mahrus.
Menurutnya, kalau ada carbon trade akan dicoba mediasi dan fasilitasi, karena bagi Adaro itu adalah legasi yang artinya mereka ada kewajiban yang harus ada manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan.
Mengingat Adaro berhutang budi dengan alam dengan sudah mengeksploitasi alam jadi mereka harus berbakti dengan alam.
Tim yang terdiri dari Adaro, BKSDA Kalsel, BPDASHL Barito, PT RLI, dan PT Graha Prima Amanah selaku vendor penanaman, mengobservasi tiap petak untuk menghitung dan mengukur pertumbuhan tanamannya. Tanaman yang tidak mampu tumbuh bakal segera disulam agar presentase pertumbuhannya dalam satuan luas tidak berkurang.
Kegiatan evaluasi ini juga bertujuan untuk memastikan kembali kesiapan dari semua proses yang telah dilaksanakan.
"Sebelum dilakukan serah terima kepada pemerintah dan jika ditemukan deviasi di lapangan maka akan ditindaklanjuti segera, sehingga serah terima dapat berjalan lancar dan rehab DAS oleh Adaro dapat diterima pemerintah serta mempunyai nilai tambah bagi masyarakat atau kelompok kemitraan konservasi," kata DAS Rehabilitation & Fire Fighter Area 2 Section Head, Sigit Pramono yang juga hadir di lapangan.
Menurut Hadi, warga penerima manfaat, selain menyediakan oksigen gratis, tanaman bakau ini juga sebagai tempat keberlangsungan makhluk hidup yang ada di bawahnya, di antaranya adalah udang, ikan, dan kepiting yang bisa menjadi penghasilan bagi kami masyarakat.
Baca juga: Pemkab Tabalong terima sertifikat tanah dari Adaro
Baca juga: Adaro Group fokus penanganan stunting di 28 desa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022