Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Banjarmasin kembali memfasilitasi ekspor 50 kilogram sarang burung walet (SBW) tujuan Hongkong milik PT. AGA, dengan total nilai Rp787,5 juta di wilayah kerja Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru, Selasa (7/6).
Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto mengatakan saat ini Kalimantan Selatan memiliki 155 rumah walet yang sudah teregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian dan SBW yang diekspor berasal dari rumah walet tersebut.
“SBW yang diekspor dari Kalimantan Selatan merupakan SBW yang berasal dari rumah–rumah burung walet dan kami dari Karantina Pertanian Banjarmasin telah melakukan serangkaian tindakan karantina untuk memastikan bahwa SBW yang diekspor telah memenuhi persyaratan teknis Internasional atau Sanitary and Phytosanitary Measures serta protokol negara tujuan,” ujarnya.
Nur Hartanto juga mengungkapkan bahwa persyaratan ekspor SBW secara umum sangat mudah. Ia menekankan bahwa yang boleh diekspor hanya SBW yang sudah bersih, tidak dalam bentuk kotor, artinya sudah melalui proses pembersihan terlebih dahulu, baik dari bulu burung walet maupun kotoran lain yang menempel.
Dikatakan Nur Hartanto, mengacu pada data dari sistem otomasi perkarantinaan atau IQFAST terjadi peningkatan yang signifikan ekspor SBW di Kalimantan Selatan. Tercatat, hingga awal Juni 2022 telah mencapai 321 kilogram dengan nilai total hingga Rp 5,19 miliar. Sedangkan untuk periode yang sama di tahun 2021, ekspor SBW sebanyak 11 kilogram dengan total nilai Rp181 juta.
“Karantina Pertanian Banjarmasin akan terus memberikan dukungan dan apresiasi kepada eksportir dan calon eksportir baik melalui bimbingan teknis maupun kemudahan dalam pengurusan dokumen karantina,” tambah Nur.
Baca juga: Ekspor-impor Kalsel bulan April naik
Lebih lanjut Nur Hartanto mengatakan sepanjang 2022, Karantina Pertanian Banjarmasin telah melakukan sertifikasi kegiatan ekspor komoditas pertanian sebanyak 537 kali dengan total volume 160.000 ton senilai lebih dari Rp3 triliun. Hal ini tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Karantina Pertanian, Bea Cukai, Pemerintah Daerah, Angkasa Pura, Garuda Indonesia dan eksportir sehingga pelaksanaan ekspor di Kalimantan Selatan terus meningkat.
Direksi PT. AGA, Hery Gema mengungkapkan pihaknya sangat berterima kasih kepada Karantina Pertanian Banjarmasin yang sudah membantu dan berperan penting dalam melakukan bimbingan dan monitoring serta evaluasi terhadap rangkaian proses di tempat pemrosesan sarang burung walet miliknya, sehingga kualitas SBW yang mereka hasilkan layak dan aman dikonsumsi serta memenuhi persyaratan negara tujuan. Pihaknya berharap, selain dapat meningkatkan volume ekspor, juga dapat menambah negara tujuan ekspor.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Bambang, M.M., mengungkapkan bahwa sarang burung walet merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai nilai jual tinggi. Selain itu menjadi salah satu komoditas ekspor strategis nasional yang mengalami peningkatan permintaan setiap tahun dari berbagai negara tujuan ekspor.
“Secara nasional, kami mencatat volume ekspor SBW tahun 2020 hingga 2021 menunjukkan tren positif, volume ekspor SBW pada 2021 meningkat 14% dibandingkan pencapaian volume ekspor 2020,” jelasnya.
Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL, red) untuk terus meningkatkan ekspor pertanian Indonesia melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Kementerian Pertanian.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Vancouver, 2017 – Kementerian Perdagangan, Indonesia merupakan produsen SBW terbesar di dunia yang memasok lebih dari 78 persen kebutuhan pasar dunia.
Baca juga: GAPKI Kalsel berterima kasih pencabutan larangan ekspor CPO
Baca juga: Ekspor Daun Gelinggang Kalsel tembus Puluhan Ton di hingga Maret 2022
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto mengatakan saat ini Kalimantan Selatan memiliki 155 rumah walet yang sudah teregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian dan SBW yang diekspor berasal dari rumah walet tersebut.
“SBW yang diekspor dari Kalimantan Selatan merupakan SBW yang berasal dari rumah–rumah burung walet dan kami dari Karantina Pertanian Banjarmasin telah melakukan serangkaian tindakan karantina untuk memastikan bahwa SBW yang diekspor telah memenuhi persyaratan teknis Internasional atau Sanitary and Phytosanitary Measures serta protokol negara tujuan,” ujarnya.
Nur Hartanto juga mengungkapkan bahwa persyaratan ekspor SBW secara umum sangat mudah. Ia menekankan bahwa yang boleh diekspor hanya SBW yang sudah bersih, tidak dalam bentuk kotor, artinya sudah melalui proses pembersihan terlebih dahulu, baik dari bulu burung walet maupun kotoran lain yang menempel.
Dikatakan Nur Hartanto, mengacu pada data dari sistem otomasi perkarantinaan atau IQFAST terjadi peningkatan yang signifikan ekspor SBW di Kalimantan Selatan. Tercatat, hingga awal Juni 2022 telah mencapai 321 kilogram dengan nilai total hingga Rp 5,19 miliar. Sedangkan untuk periode yang sama di tahun 2021, ekspor SBW sebanyak 11 kilogram dengan total nilai Rp181 juta.
“Karantina Pertanian Banjarmasin akan terus memberikan dukungan dan apresiasi kepada eksportir dan calon eksportir baik melalui bimbingan teknis maupun kemudahan dalam pengurusan dokumen karantina,” tambah Nur.
Baca juga: Ekspor-impor Kalsel bulan April naik
Lebih lanjut Nur Hartanto mengatakan sepanjang 2022, Karantina Pertanian Banjarmasin telah melakukan sertifikasi kegiatan ekspor komoditas pertanian sebanyak 537 kali dengan total volume 160.000 ton senilai lebih dari Rp3 triliun. Hal ini tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara Karantina Pertanian, Bea Cukai, Pemerintah Daerah, Angkasa Pura, Garuda Indonesia dan eksportir sehingga pelaksanaan ekspor di Kalimantan Selatan terus meningkat.
Direksi PT. AGA, Hery Gema mengungkapkan pihaknya sangat berterima kasih kepada Karantina Pertanian Banjarmasin yang sudah membantu dan berperan penting dalam melakukan bimbingan dan monitoring serta evaluasi terhadap rangkaian proses di tempat pemrosesan sarang burung walet miliknya, sehingga kualitas SBW yang mereka hasilkan layak dan aman dikonsumsi serta memenuhi persyaratan negara tujuan. Pihaknya berharap, selain dapat meningkatkan volume ekspor, juga dapat menambah negara tujuan ekspor.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ir. Bambang, M.M., mengungkapkan bahwa sarang burung walet merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai nilai jual tinggi. Selain itu menjadi salah satu komoditas ekspor strategis nasional yang mengalami peningkatan permintaan setiap tahun dari berbagai negara tujuan ekspor.
“Secara nasional, kami mencatat volume ekspor SBW tahun 2020 hingga 2021 menunjukkan tren positif, volume ekspor SBW pada 2021 meningkat 14% dibandingkan pencapaian volume ekspor 2020,” jelasnya.
Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL, red) untuk terus meningkatkan ekspor pertanian Indonesia melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Kementerian Pertanian.
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Vancouver, 2017 – Kementerian Perdagangan, Indonesia merupakan produsen SBW terbesar di dunia yang memasok lebih dari 78 persen kebutuhan pasar dunia.
Baca juga: GAPKI Kalsel berterima kasih pencabutan larangan ekspor CPO
Baca juga: Ekspor Daun Gelinggang Kalsel tembus Puluhan Ton di hingga Maret 2022
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022