Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Direktur Utama Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PD PAL) Rahmatullah menyatakan sejak 2016 Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tidak memperoleh lagi dana hibah untuk program sanitasi dari Pemerintah Australia.
Program sanitasi gratis yang mendapatkan bantuan besar dari Australia sejak 2011 sudah putus pada 2015, katanya di Banjarmasin, Rabu.
Diutarakannya, program sanitasi Australia-Indonesia pada 2015 tadi membantu 2.900 sambungan bagi rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Bantuan Australia untuk program sanitasi bagi MBR di daerah kita tidak ada lagi pada tahun 2016, tapi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ada tawaran untuk program sanitasi di daerah kita," ucapnya.
Rahmatullah mengemukakan, program sanitasi yang ditawarkan Kemen-PUPR berupa hibah sistem "onsite" individual yang pelaksanaannya melalui Dinas Cipta Karya dan Perumahan atau Dinas Kesehatan.
"Setahu saya, jumlahnya lebih kurang 3.000 unit. Itu akan dikerjakan tahun ini, entah Dinas Cipta Karya dan Perumahan atau Dinas Kesehatan yang mengerjakannya," katanya.
Menurut dia, program sanitasi di Banjarmasin terus mengalami peningkatan di wilayah Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah dengan total pelanggan sekitar enam ribu sambungan rumah.
Dia mengakui, program instalasi pengolahan air limbah memang jarang dilirik oleh warga, hanya karena banyak warga yang masih belum mengerti betul tentang pentingnya pengelolaan air limbah permukiman.
Diterangkan dia, pengelolaan air limbah merupakan salah satu solusi dalam perbaikan lingkungan khususnya untuk sanitasi di lingkungan permukiman.
"Jadi intinya program ini mewujudkan perbaikan lingkungan, baik tanah maupun air khususnya di wilayah permukiman,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Program sanitasi gratis yang mendapatkan bantuan besar dari Australia sejak 2011 sudah putus pada 2015, katanya di Banjarmasin, Rabu.
Diutarakannya, program sanitasi Australia-Indonesia pada 2015 tadi membantu 2.900 sambungan bagi rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Bantuan Australia untuk program sanitasi bagi MBR di daerah kita tidak ada lagi pada tahun 2016, tapi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ada tawaran untuk program sanitasi di daerah kita," ucapnya.
Rahmatullah mengemukakan, program sanitasi yang ditawarkan Kemen-PUPR berupa hibah sistem "onsite" individual yang pelaksanaannya melalui Dinas Cipta Karya dan Perumahan atau Dinas Kesehatan.
"Setahu saya, jumlahnya lebih kurang 3.000 unit. Itu akan dikerjakan tahun ini, entah Dinas Cipta Karya dan Perumahan atau Dinas Kesehatan yang mengerjakannya," katanya.
Menurut dia, program sanitasi di Banjarmasin terus mengalami peningkatan di wilayah Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah dengan total pelanggan sekitar enam ribu sambungan rumah.
Dia mengakui, program instalasi pengolahan air limbah memang jarang dilirik oleh warga, hanya karena banyak warga yang masih belum mengerti betul tentang pentingnya pengelolaan air limbah permukiman.
Diterangkan dia, pengelolaan air limbah merupakan salah satu solusi dalam perbaikan lingkungan khususnya untuk sanitasi di lingkungan permukiman.
"Jadi intinya program ini mewujudkan perbaikan lingkungan, baik tanah maupun air khususnya di wilayah permukiman,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016