Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Amuntai, ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (Kalsel) mentradisikan shalat Dhuha dan tadarus Al-Qur'an tiap pagi Jumat, sebelum mulai pelajaran.
"Tradisi yang melibatkan siswa kelas X dan XI itu terlebih menghadapi ujian kenaikan kelas," ujar Kepala SMAN 1 Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Hulu Sungai Utara (HSU), Drs H Ahdiat Gazali Rahman SH MH melalui WA-nya, Jumat (27/5/22) sore.
Seperti shalat Dhuha pada Jumat ini, Kepala SMAN 1 Amuntai yang juga mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) memimpin kegiatan keagamaan yang sudah mentradisi tiap tahun tersebut.
"Usai shalat Dhuha dan tadarus Al-Qur'an tersebut sembari berdoa semoga pelaksanaan ujian berjalan lancar dengan hasil baik/memuaskan," lanjutnya kepada Antara Kalsel di Banjarmasin.
Usai shalat Dhuha dan tadarus disampaikan tausyiah oleh Dai Ahmad Nawawi Abdurraup SPdI, MPd yang membahas perilaku yang pantas oleh para siswa agar kelak menjadi manusia terbaik dan mendapat penghargaan sebagai manusia Muslim yang bernilai di mata Allah.
Ustadz Nawawi juga menyinggung hal-hal yang berkaitan hubungan muda mudi, seperti pacaran tidak ada dalam ajaran Islam.
"Definisi pacaran menurut kamus: hubungan dekat laki-laki dan perempuan yang tidak diikat dengan nikah," kutipnya.
Selain itu, "bagendak" (dari bahasa daerah Banjar= pacaran) yaitu hubungan laki-laki dan perempuan untuk kenikmatan bersama, serta pacaran tersebut dianggap suatu kebebasan.
"Berpacaran itu, selain terlarang dalam Islam, juga bisa mengganggu dalam pelajaran, dan pada gilirannya bisa berhenti sekolah," demikian ustadz Nawawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Tradisi yang melibatkan siswa kelas X dan XI itu terlebih menghadapi ujian kenaikan kelas," ujar Kepala SMAN 1 Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Hulu Sungai Utara (HSU), Drs H Ahdiat Gazali Rahman SH MH melalui WA-nya, Jumat (27/5/22) sore.
Seperti shalat Dhuha pada Jumat ini, Kepala SMAN 1 Amuntai yang juga mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) memimpin kegiatan keagamaan yang sudah mentradisi tiap tahun tersebut.
"Usai shalat Dhuha dan tadarus Al-Qur'an tersebut sembari berdoa semoga pelaksanaan ujian berjalan lancar dengan hasil baik/memuaskan," lanjutnya kepada Antara Kalsel di Banjarmasin.
Usai shalat Dhuha dan tadarus disampaikan tausyiah oleh Dai Ahmad Nawawi Abdurraup SPdI, MPd yang membahas perilaku yang pantas oleh para siswa agar kelak menjadi manusia terbaik dan mendapat penghargaan sebagai manusia Muslim yang bernilai di mata Allah.
Ustadz Nawawi juga menyinggung hal-hal yang berkaitan hubungan muda mudi, seperti pacaran tidak ada dalam ajaran Islam.
"Definisi pacaran menurut kamus: hubungan dekat laki-laki dan perempuan yang tidak diikat dengan nikah," kutipnya.
Selain itu, "bagendak" (dari bahasa daerah Banjar= pacaran) yaitu hubungan laki-laki dan perempuan untuk kenikmatan bersama, serta pacaran tersebut dianggap suatu kebebasan.
"Berpacaran itu, selain terlarang dalam Islam, juga bisa mengganggu dalam pelajaran, dan pada gilirannya bisa berhenti sekolah," demikian ustadz Nawawi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022