Seorang pejabat di Balai pengelolaan DAS dan hutan lindung (BPDASHL) Barito menghendaki adanya upaya untuk mengembalikan lahan lahan yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan ini ke lahan lebih prima, artinya memudahkan tanaman budidaya dan tanaman non budidaya tumbuh subur sebagaimana mestinya.

Hal tersebut dikemukanan oleh pak Hendry dari BPDASHL Barito ketika acara rapat yang bertopik peningkatan kinerja daerah tangkapan air, melalui sistem jaringan zoom metting yang berlangsung di Banjarbaru, Selasa.

Dalam rapat yang digelar oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang tersebut mengundang ikut berpartisipasi instansi yang terkait dengan topik tersebut, serta kalangan penggiat dan pemerhati lingkungan, seperti Forum Komunitas Hijau (FKH) yang ada di kabupaten dan kota se Kalsel.

Menurut Hendry, diperlukan sebuah kolaborasi semua pihak bagaimana mengembalikan fungsi lahan sebagai mana yang diharapkan, artinya jika dikerjakan bersama maka hasilnya akan lebih baik, bukan sebaliknya.

Banyak pihak yang memiliki kegiatan dan keinginan untuk mengembalikan fungsi lahan itu, walau kegiatan ada dimasing masing pihak tetapi hasil yang diharapkan akan lebih keliatan, seperti satu tambah satu yang berarti dapat dua, bukan satu tambah satu tetapi hasilnya nol, katanya.

Hal itu dilakukan mengingat lahan kritis di Kalsel cukup luas mencapai 511 ribu hektare lebih yang harus dikembalikan fungsinya. Lahan itu kritis karena tanah di areal tersebut sudah tak mampu lagi menahan air hujan.

Kerusakan DAS seperti itu tentu akan mempengaruhi kesehatan ekosisitem danau dan sumber air lainnya, yang akan berdampak terhadap semua kehidupan.

Pak Hendry juga memaparkan lahan kritis dan sangat kritis sekitar 13,7 % dari luas wilayah Kalsel. Solusinya adalah rehabilitasi hutan dan lahan.

Dalam upaya pemulihan kondisi DAS perlu upaya pengendaliannya, baik dalam penataan ruang maupun ijin penggunaan atau pengalihan fungsi kawasan  hutan.

Perda 2/2019 harus diimplementasikan secara konsekwen berkelanjutan. Semoga Perda Tata Ruang juga dapat menyelamatkan lingkungan dan meningkatkan kinerja daerah tangkapan air.
Syamsi dari PUPR Kalsel


Sementara narasumber yang lain, pak Syamsi dari PUPR mengakui kondisi DAS Barito sudah memprihatinkan lahan sudah banyak tersita akibat perkebunan sawit dan pertambangan, karena itu bagaimana mengurangi dampak akibat kerusakan tersebut.

Masalahnya, jika DAS sungai Barito yang rusak seperti sidemintas yang tinggi dan pencemaran lainnya, tentu yang sangat merasakan dampaknya adalah bagian hilir sungai dalam hal ini adalah wilayah Kota Banjarmasin dan Barito kuala.

Belum lagi akibat dampak dari pemanasan global dimana air laut terus meninggi, maka diperkirakan dampak yang dirasakan akibnat hal tersebut, adalah kota Banjarmasin yang akan tenggelam lebih awal.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022