Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Anggota komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan H Iberahim Noor menyarankan, pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Pipitak Jaya Kabupaten Tapin di provinsi tersebut dikerjakan sekaligus.
"Sebab kalau pembebasan lahan tidak sekaligus, maka rencana pembangunan Bendungan Pipitak Jaya (sekitar 137 kilometer utara Banjarmasin) tersebut bisa gagal lagi," ujarnya menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Kamis.
Saran tersebut berdasarkan pengalaman selama ini, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) IV Kalsel yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah itu.
Pasalnya, lanjut anggota Partai NasDem tersebut, pada pembebasan lahan berikutnya tidak tertutup kemungkinan ganti rugi tambah naik dan tak sesuai lagi dengan alokasi anggaran.
Wakil rakyat asal "Bumi Ruhui Rahayu" Tapin itu mengungkapkan, sarannya tersebut sudah dia sampaikan kepada pihak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta saat kunjungan Komisi III DPRD Kalsel beberapa waktu lalu.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tersebut berencana pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Pipitak Jaya secara bertahap atau dua kali tahapan, ungkapnya.
Namun wakil rakyat yang pernah kuliah di Akademi Administrasi Niaga (AAN) Banjarmasin itu tak menyebut nilai untuk pembahasan lahan tersebut dengan merupakan kewenangan pemerintah pusat..
Rencana pembangunan Bendungan Pipitak Jaya itu sejak lama oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Tapin, tapi kini diambil alih menjadi salah satu proyek nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla.
"Kita berharap dengan perhatian pemerintah pusat, pembangunan Bendung Pipitak Jaya yang berada di pinggiran kawasan Pegunungan Meratus itu segera terwujud. Apalagi Tapin juga sentra pertanian Kalsel," tuturnya.
Bila Bendungan Pipitak Jaya itu terwujud akan mampu mengairian persawahan sebelasan ribu hektare dan meningkatkan usaha pertanian, serta produksi padi Kalsel atau Tapin pada khsusnya, demikian Iberahim.
Kabuoaten Tapin dengan motto daerah "Ruhui Rahayu" (sebuah peribahasa daerah Banjar Kalsel yang pengertiannya rukun dan damai) itu juga menggunakan lambang lumbung padi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Sebab kalau pembebasan lahan tidak sekaligus, maka rencana pembangunan Bendungan Pipitak Jaya (sekitar 137 kilometer utara Banjarmasin) tersebut bisa gagal lagi," ujarnya menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Kamis.
Saran tersebut berdasarkan pengalaman selama ini, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) IV Kalsel yang meliputi Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah itu.
Pasalnya, lanjut anggota Partai NasDem tersebut, pada pembebasan lahan berikutnya tidak tertutup kemungkinan ganti rugi tambah naik dan tak sesuai lagi dengan alokasi anggaran.
Wakil rakyat asal "Bumi Ruhui Rahayu" Tapin itu mengungkapkan, sarannya tersebut sudah dia sampaikan kepada pihak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta saat kunjungan Komisi III DPRD Kalsel beberapa waktu lalu.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tersebut berencana pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Pipitak Jaya secara bertahap atau dua kali tahapan, ungkapnya.
Namun wakil rakyat yang pernah kuliah di Akademi Administrasi Niaga (AAN) Banjarmasin itu tak menyebut nilai untuk pembahasan lahan tersebut dengan merupakan kewenangan pemerintah pusat..
Rencana pembangunan Bendungan Pipitak Jaya itu sejak lama oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Tapin, tapi kini diambil alih menjadi salah satu proyek nasional pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla.
"Kita berharap dengan perhatian pemerintah pusat, pembangunan Bendung Pipitak Jaya yang berada di pinggiran kawasan Pegunungan Meratus itu segera terwujud. Apalagi Tapin juga sentra pertanian Kalsel," tuturnya.
Bila Bendungan Pipitak Jaya itu terwujud akan mampu mengairian persawahan sebelasan ribu hektare dan meningkatkan usaha pertanian, serta produksi padi Kalsel atau Tapin pada khsusnya, demikian Iberahim.
Kabuoaten Tapin dengan motto daerah "Ruhui Rahayu" (sebuah peribahasa daerah Banjar Kalsel yang pengertiannya rukun dan damai) itu juga menggunakan lambang lumbung padi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015