Berbicara soal dunia kepariwisataan di provinsi Kalimantan Selatan yang paling berkompetan tentu pejabat yang membidangi sektor tersebut, maka tak salah jika penilaian kepariwisataan Kalsel itu lebih objektif ditanyakan kepada Kepala Dinas Pariwisata.

Oleh karena itu, penulis mencoba menggali dunia wisata Kalsel ini kepada Kepala Dinas Pariwisata Kalsel yang tak lain adalah pak M Syarifuddin yang ternyata sosok yang ingin menciptakan dunia wisata Kalsel itu lebih maju.

Pejabat yang murah senyum yang berangkat meniti karir dari bawah yakni seorang pendidik atau guru ini mengaku sayang jika potensi besar yang dimiliki Kalsel itu tidak diketengahkan untuk dunia wisata.

Menurut pejabat yang kelahiran Rantau, Kabupaten Tapin dan kuliah di Banjarmasin ini, ada kelebihan yang dimiliki Kalsel kalau itu ditonjolkan sebagai objek wisata.

Pertama kehidupan keagamaan yang disebut wisata religi, karena memiliki makam para ulama besar yang sudah terkenal di seluruh Indonesia yang sebenarnya memancing pihak wisatawan untuk mendatanginya.

Kalsel juga terkenal dengan sungai serta kehidupan budayanya masyarakatnya, seperti pasar terapung, susur sungai, dan budaya sungai yang tak kalah dibandingkan dunia lain yang mengandalkan wisata sungai.

Tapi bukan itu saja yang harus ditonjolkan, kata lelaki berputra dua orang ini, tak lain Kalsel lebih unik dibandingkan daerah lain adalah memiliki geopark yang usianya mencapai 180 juta tahun.

Beberapa lokasi bebatuan yang bisa mengundang wisatawan mancanegara datang, baik untuk menikmati keunikan dan keindahan bebatuannya tetapi adalah memancing pihak peneliti yang ingin mengetahui asal muasal adanya bumi.

Kalsel miliki 74 geosite, dan ada lima geosite yang ditonjolkan dalam penilaian untuk mencapai geopark internasional diakui unesco.

Kelima geosite tersebut, adalah bebatuan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Pendulangan Intan Desa Pumpung wilayah Kota Banjarbaru, Tanjung Dewa Kabuaten Tanah Laut, Gunung Batu Besar Kabupaten Tanah Bumbu, serta bebatuan Desa Semisir, Sekoyang Kabupaten Kotabaru.

Banyak alasan meninjolkan lima geosite tersebut, sebagai contoh pendulangan Intan Desa Pumpung, itu tinggal satu satunya yang masih aktif usaha pendulangan intan di Indonesia, dulu ada di Irian Jaya, tetapi sekarang sudah tutup.

Tahura Sultan adal juga memiliki batuan unik yang sangat tua, bahkan di lokasi ini akan dibangun laboratorium geologi, tambah pejabat yang mampu masuk selon II Pemrop Kalsel melalui jenjang lelang jabatan tersebut.

Hanya saja dalam upaya menjadikan geopark sebagai magnet wisata tersebut harus melibatkan masyarakat setempat agar mengerti pentingnya bebatuan itu hingga ikut memelihara sekaligus mempromosikannya yang pada intinya geopark bukan merusdak alam tetapi justru menyelamatkan alam.


 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022