Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, total sekitar 13 ribu hektere perkebunan karet di provinsi tersebut perlu peremajaan.

"Karena pohon karet yang sudah tua hingga hasilnya tidak maksimal, ada pula rusak karena bencana alam, seperti banjir," ujar Kasubbag Perencanaan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel M Maulidinsyah di Banjarmasin, Kamis.

Menurut dia, jika diremajakan seluas 13 ribu hektare yang bisa dikatakan rusak ini, potensi produksi sektor karet di provinsi yang memiliki 13 kabupaten/kota ini makin besar.

Pasalnya, kata dia, produksi karet di provinsi ini sebesar 207.932 ton dengan luas lahan 272.470 hektare.

Dikatakan dia, upaya untuk memperbesar produksi karet di provinsi ini terus dilakukan, pada tahun lalu sekitar 200 hektere lahan karet kurang produktif diremajakan.

Sebagaimana program unggulan Kementerian Pertanian, kata Maulidinsyah, semua terintegrasi, di mana pada perkebunan karet itu ada namanya program sistem usaha tani perkebunan rakyat yang dimodifikasi terintegrasi.

Menurut dia, lahan perkebunan karet yang baru diremajakan atau ditanam bibitnya dimanfaatkan di sela-selanya menanam tanaman berproduksi cepat.

"Yang kita lakukan terintegrasi itu misalnya tanaman pangan, seperti cebe, jagung dan sayur-sayuran lainnya," ucap dia.

Sehingga, kata Maulidiansyah, saat perkebunan karet itu belum berproduksi, pekebun dapat hasil dari sektor tanaman pangan tersebut.

"Untuk kebutuhan sehari-hari mereka lah, karena kan perlu waktu cukup lama atau bertahun-tahun pohon karet itu baru bisa diproduksi," paparnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022