DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam hal ini Komisi IV Bidang Kesra pelajari penanganan "stunting" atau penghambat pertumbuhan anak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sekretaris Komisi IV yang juga membidangi kesehatan, Firman Yusi SP mengemukakan itu di Banjarmasin, sebelum bertolak ke Yogyakarta, Senin (7/2/22).

"Secara pribadi saya akan pertanyakan masalah penanganan stunting di DIY. Karena mereka termasuk berhasil dalam penanganan stunting," ujar Firman Yusi yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Menurut alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM d/h Unlam) Banjarmasin yang berkampus di Banjarbaru itu, persoalan stunting merupakan masalah yang memerlukan penanganan lebih serius.

"Sebab penanganan stunting tidak bisa seketika atau secara instan, tapi jangka panjang dan berkelanjutan," ujarnya menjawab Antara Kalsel.

"Penanganan atau pencegahan stunting itu minimal dimulai sejak dalam kandungan hingga bayi usia lima tahun (balita)," lanjut mantan anggota DPRD Kabupaten Tabalong, Kalsel tersebut.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong tersebut mengatakan, angka stunting di DIY cukup rendah.

"Sedangkan angka stunting provinsi kita masih tinggi. Hal tersebut tidak dapat bkita biarkan karena bisa berdampak pada tumbuh kembang anak dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kalsel mendatang," demikian Firman Yusi.

Kunjungan kerja Komisi IV yang diketuai HM Lutfi Saifuddin SSos dari Partai Gerindra untuk studi komparasi ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DIY itu dijadwalkan, 7 - 9 Februari 2021.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022