Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Ardiansyah SHut meminta pemerintah provinsi setempat juga menaruh perhatian lebih serius terhadap bencana banjir yang melanda Nagara, Kelumpang dan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Permintaan itu mewarnai salah intrupsi rapat paripurna internal DPRD Kalsel yang dipimpin Ketuanya Dr (HC) H Supian HK SH MH di Banjarmasin Kamis (30/12) siang dengan agenda antara lain penutupan masa sidang Tahun 2021 dan pembukaan masa sidang 2022 lembaga legislatif tersebut.
Pasalnya, menurut Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan mantan Ketua DPRD HSS itu, banjir yang melanda lima kecamatan di kabupaten tersebut sekitar setengah bulan menggenangi permukiman serta merendam ribuan rumah penduduk.
Sebagai contoh di Kecamatan Daha Selatan, Utara dan Daha Barat, serta Kelumpang dan sebagian wilayah Kecamatan Kandangan, ungkap wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, HSS dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tersebut.
Begitu pula pada jalan lingkar atau jalan provinsi antara Kandangan (135 kilometer timur laut Banjarmasin), ibukota HSS - Nagara ketinggian air antara 30 - 50 Cm sehingga cukup mengganggu kelancaran lalulintas/angkutan darat.
"Dari wilayah yang terkena banjir tersebut ada sepuluh titik terendam, dan hingga saat ini air masih menggenang," ujar laki-laki kelahiran "kota dodol" Kandangan atau "Bumi Perjuangan Antaludin" HSS itu.
"Banjir yang melanda Nagara (Daha Selatan, Utara dan Daha Barat), Kelumpang serta sebagian wilayah Kecamatan Kandangan itu karena kiriman atau tumpukan air banjir yang melanda Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara (HSU) dan HST," ujarnya.
Oleh karenanya, anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan itu meminta Balai Wilayah Sungai Kalimantan III membuat perencanaan makro pengelolaan tata air daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsinya tersebut.
"Apalagi seperti wilayah Kecamatan Daha Selatan, Utara dan Daha Barat atau Nagara, Kelumpang dan sebagian wilayah Kecamatan Kandangan merupakan cekungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito," ujarnya.
"Sebenarnya bencana banjir yang bulan-bulan terakhir ini juga berdampak pada HSU, dan Kabupaten Barito Kuala (Batola) karena berada di hilir Sungai Barito serta sungai-sungai yang ada di Banua Anam Kalsel," demikian Ardiansyah.
Namun, Ketua DPRD Kalsel mengatakan, genangan air di HSU tidak begitu lama sudah cepat turun karena ada beberapa kanal/sungai buatan pada wilayah tersebut.
"Mungkin ke depan kita usulkan perlu penambahan pembuatan kanal pada kabupaten lain di Kalsel yang rawan banjir seperti halnya di Danau Pangang HSU," ujar Supian HK menanggapi intrupsi Ardiansyah.
Daerah hulu sungai atau Banua Anam Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, HSS, HST, HSU, Balangan, serta Kabupaten Tabalong yang berbatasan Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Permintaan itu mewarnai salah intrupsi rapat paripurna internal DPRD Kalsel yang dipimpin Ketuanya Dr (HC) H Supian HK SH MH di Banjarmasin Kamis (30/12) siang dengan agenda antara lain penutupan masa sidang Tahun 2021 dan pembukaan masa sidang 2022 lembaga legislatif tersebut.
Pasalnya, menurut Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan mantan Ketua DPRD HSS itu, banjir yang melanda lima kecamatan di kabupaten tersebut sekitar setengah bulan menggenangi permukiman serta merendam ribuan rumah penduduk.
Sebagai contoh di Kecamatan Daha Selatan, Utara dan Daha Barat, serta Kelumpang dan sebagian wilayah Kecamatan Kandangan, ungkap wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, HSS dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tersebut.
Begitu pula pada jalan lingkar atau jalan provinsi antara Kandangan (135 kilometer timur laut Banjarmasin), ibukota HSS - Nagara ketinggian air antara 30 - 50 Cm sehingga cukup mengganggu kelancaran lalulintas/angkutan darat.
"Dari wilayah yang terkena banjir tersebut ada sepuluh titik terendam, dan hingga saat ini air masih menggenang," ujar laki-laki kelahiran "kota dodol" Kandangan atau "Bumi Perjuangan Antaludin" HSS itu.
"Banjir yang melanda Nagara (Daha Selatan, Utara dan Daha Barat), Kelumpang serta sebagian wilayah Kecamatan Kandangan itu karena kiriman atau tumpukan air banjir yang melanda Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara (HSU) dan HST," ujarnya.
Oleh karenanya, anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan itu meminta Balai Wilayah Sungai Kalimantan III membuat perencanaan makro pengelolaan tata air daerah hulu sungai atau "Banua Anam" provinsinya tersebut.
"Apalagi seperti wilayah Kecamatan Daha Selatan, Utara dan Daha Barat atau Nagara, Kelumpang dan sebagian wilayah Kecamatan Kandangan merupakan cekungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito," ujarnya.
"Sebenarnya bencana banjir yang bulan-bulan terakhir ini juga berdampak pada HSU, dan Kabupaten Barito Kuala (Batola) karena berada di hilir Sungai Barito serta sungai-sungai yang ada di Banua Anam Kalsel," demikian Ardiansyah.
Namun, Ketua DPRD Kalsel mengatakan, genangan air di HSU tidak begitu lama sudah cepat turun karena ada beberapa kanal/sungai buatan pada wilayah tersebut.
"Mungkin ke depan kita usulkan perlu penambahan pembuatan kanal pada kabupaten lain di Kalsel yang rawan banjir seperti halnya di Danau Pangang HSU," ujar Supian HK menanggapi intrupsi Ardiansyah.
Daerah hulu sungai atau Banua Anam Kalsel meliputi Kabupaten Tapin, HSS, HST, HSU, Balangan, serta Kabupaten Tabalong yang berbatasan Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021