Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mendukung penerapan aplikasi ASAP (Aplikasi Sistem Analisa Pengendalian) Karhutla Polri yang diluncurkan secara virtual di Aula Mathilda Polda Kalsel di Banjarmasin, Rabu.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Roy Rizali Anwar usai peluncuran, mengatakan aplikasi ASAP Digital Nasional tersebut bisa disinergikan dengan aplikasi-aplikasi yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Selain BPBD Kalsel, kata dia, aplikasi tersebut juga bisa disinergikan dengan aplikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sehingga penanganan dan pencegahan karhutla di Kalsel bisa lebih optimal.
"Kita sangat mendukung peluncuran aplikasi ini, semoga aplikasi ASAP yang diluncurkan Polri ini bisa membantu kita dalam rangka pencegahan karhutla di Kalsel ke depannya," kata Roy.
Ia menegaskan Pemprov Kalsel akan mendukung jika ke depan, baik Polri atau Polda Kalsel, melakukan penambahan titik pemasangan CCTV untuk kelancaran aplikasi ASAP ini.
"Prinsipnya, kita akan memberikan dukungan penuh, untuk tindak lanjut ke depannya kita akan melakukan koordinasi lebih lanjut," katanya.
Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikhwanto menjelaskan aplikasi ASAP membantu menemukan sesegera mungkin titik api (hot spot), sehingga satgas karhutla terdekat bisa melakukan tindakan agar titik api tidak membesar.
Dalam teknisnya aplikasi ASAP ini memanfaatkan citra satelit salah satu provider untuk menentukan kategori titik api, sehingga memudahkan satgas karhutla dalam mengambil keputusan dan memberikan tindakan penanganan.
"Untuk ASAP ini Polri menggunakan citra satelit hasil kerja sama dengan provider Telkomsel," katanya.
Melalui citra satelit itu akan mendeteksi titik api dengan tiga kategori, yakni lemah, sedang, dan kuat.
"Misalnya ditemukan 100 'hot spot' akan dipertegas lagi, menjadi 50, kemudian dipertegas lagi sampai 20. Di antara 20 ini dipastikan ada kebakaran, berbeda dengan yang 100 kemungkinan ada seng yang panas ataupun orang yang bakar sate," katanya.
Ia mengatakan saat ini Polda Kalimantan Selatan telah memasang CCTV aplikasi ASAP di lima titik di daerah yang dianggap rawan bencana karhutla, seperti di daerah Tapin, Berabai, dan beberapa daerah yang sering mengalami banjir.
"Penempatan CCTV-nya memang belum banyak, baru titik tertentu saja, tapi akan kita tambah secara bertahap. Intinya, kecepatan untuk mendapatkan 'hot spot' dan kecepatan untuk memadamkannya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Roy Rizali Anwar usai peluncuran, mengatakan aplikasi ASAP Digital Nasional tersebut bisa disinergikan dengan aplikasi-aplikasi yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Selain BPBD Kalsel, kata dia, aplikasi tersebut juga bisa disinergikan dengan aplikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sehingga penanganan dan pencegahan karhutla di Kalsel bisa lebih optimal.
"Kita sangat mendukung peluncuran aplikasi ini, semoga aplikasi ASAP yang diluncurkan Polri ini bisa membantu kita dalam rangka pencegahan karhutla di Kalsel ke depannya," kata Roy.
Ia menegaskan Pemprov Kalsel akan mendukung jika ke depan, baik Polri atau Polda Kalsel, melakukan penambahan titik pemasangan CCTV untuk kelancaran aplikasi ASAP ini.
"Prinsipnya, kita akan memberikan dukungan penuh, untuk tindak lanjut ke depannya kita akan melakukan koordinasi lebih lanjut," katanya.
Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikhwanto menjelaskan aplikasi ASAP membantu menemukan sesegera mungkin titik api (hot spot), sehingga satgas karhutla terdekat bisa melakukan tindakan agar titik api tidak membesar.
Dalam teknisnya aplikasi ASAP ini memanfaatkan citra satelit salah satu provider untuk menentukan kategori titik api, sehingga memudahkan satgas karhutla dalam mengambil keputusan dan memberikan tindakan penanganan.
"Untuk ASAP ini Polri menggunakan citra satelit hasil kerja sama dengan provider Telkomsel," katanya.
Melalui citra satelit itu akan mendeteksi titik api dengan tiga kategori, yakni lemah, sedang, dan kuat.
"Misalnya ditemukan 100 'hot spot' akan dipertegas lagi, menjadi 50, kemudian dipertegas lagi sampai 20. Di antara 20 ini dipastikan ada kebakaran, berbeda dengan yang 100 kemungkinan ada seng yang panas ataupun orang yang bakar sate," katanya.
Ia mengatakan saat ini Polda Kalimantan Selatan telah memasang CCTV aplikasi ASAP di lima titik di daerah yang dianggap rawan bencana karhutla, seperti di daerah Tapin, Berabai, dan beberapa daerah yang sering mengalami banjir.
"Penempatan CCTV-nya memang belum banyak, baru titik tertentu saja, tapi akan kita tambah secara bertahap. Intinya, kecepatan untuk mendapatkan 'hot spot' dan kecepatan untuk memadamkannya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021