Hampir semua desa di Kabupaten Balangan memiliki akses jaringan internet karena kebutuhan akan akses internet bagi masyarakat luas khususnya di wilayah terluar menjadi salah satu perhatian serius Pemda setempat.

"Apalagi dengan wilayah cukup luas, topografi beragam dan penyebaran penduduk yang luas membuat ada beberapa wilayah di Kabupaten Balangan yang menjadikannya tantangan tersendiri agar semua masyarakat disemua wilayah dapat memanfaatkan canggihnya teknologi informasi tersebut," kata Kepala Bidang Pengelolaan Aplikasi Informatika pada Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Surya Dharma, di Paringin, Kamis.

Dia melanjutkan, melalui program pembangunan jaringan internet desa di Kabupaten Balangan, telah dapat membantu masyarakat mengakses jaringan telekomunikasi meskipun sifatnya masih terbatas.

Padahal menurut Surya, sejak beberapa tahun terakhir pihaknya selalu rutin menjalankan program pembangunan internet masuk desa sehingga kini wilayah atau desa yang belum bisa mengakses jaringan telekomunikasi (tanpa sinyal atau blankspot) di Bumi Sanggam tinggal hitungan jari atau bisa dikatakan hampir semua desa memiliki jaringan internet.

“2019 kita membangun internet desa di enam desa, lalu 2020 pada lima desa dan tahun 2021 ini rencana ada 10 desa yang kita bangunkan internet desa,” ujarnya.

Untuk desa-desa tersebut, bebernya, Desa Binjai, Puyun, Gunung Riut, Tebing Tinggi, Simpang Bumbuan dan Auh. Lalu ada Desa Binuang Santang, Marajai, Mamigang, Uren dan Mamantang. Setelah itu, ada desa Karya, Liyu, Tabuan, Murung Jambu, Mauya, Kambiyain, Mantuyan, Sumber Agung, Ajung dan Jimamun.

Selain internet desa yang menjadi program kerja pihaknya, dia menuturkan, ada juga beberapa desa yang memasang perangkat jaringan internet secara mandiri, sehingga jumlah tanpa sinyal atau blankspot di Bumi Sanggam semakin berkurang.

“Jika tahun 2019 lalu masih ada sekitar 28 desa tanpa sinyal atau blankspot di Balangan, namun kini jumlahnya bisa dihitung jari, kita rencanakan tahun 2022 sudah tidak ada lagi desa tanpa sinyal atau blankspot di Bumi Sanggam,” tuturnya.

Selain itu, katanya, jaringan telekomunikasi sendiri terbagi dua yaitu akses untuk jaringan telepon dan akses internet yang jangkauannya pun bisa berbeda, sesuai dengan kapasitas layanan perusahaan telekomunikasi lewat keberadaan BTS mereka masing-masing.

Untuk mengatasi masalah masih adanya wilayah tanpa sinyal atau blankspot ini, ujarnya, pihaknya mencoba mengatasi melalui program pembangunan internet desa, disebabkan pengajuan usulan penambahan menara BTS ke Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) selalu mengalami kendala dan Kabupaten Balangan tidak pernah mendapatkan bantuan tersebut. Dengan alasan Kabupaten Balangan tidak termasuk kedalam wilayah 3T (Terluar, Terdalam dan Tertinggal) menurut versi Kementerian Desa.

 “Selain berusaha mengatasi masalah blankspot di beberapa wilayah melalui program pembangunan internet desa dengan menggunakan APBD, kita juga biasanya memberikan rekomendasi terkait lokasi dimana BTS akan dibangun jika ada permohonan izin membangun BTS dari perusahaan telekomunikasi. Dengan demikian diharapkan, keberadaan BTS bukan hanya menguntungkan pihak perusahaan tapi juga masyarakat melalui layanan yang diterimanya sebagai pelanggan,’’ pungkasnya.

Pewarta: Ragil Darmawan

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021