Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Pembangkit listrik mikro hidro di pedalaman Pegunungan Meratus Desa Muara Ore, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mulai diopersikan.
"Memanfaatkan energi listrik menggunakan air terjun merupakan salah satu langkah strategis pemerintah daerah untuk memanfaatkan potensi alam guna menghasilkan energi terbarukan," kata Bupati Kotabaru Irhami Ridjani, usai meresmikan pembangkit listrik Mikro Hidro, di Muara Ore, Kotabaru, Rabu.
Bupati meminta daerah lain yang memiliki potensi energi terbarukan, hendaknya dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk kesejahteraan masyarakat di daerah.
Dengan mulai dioperasikannya pembangkit listrik tenaga mikro hidro hendaknya dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan suplay daya listrik, tertama di daerah yang belum dapat dijangkau oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN), seperti Desa Muara Urie.
Menurut bupati, keberadaan pembangkit listrik mikro hidro dapat dijadikan sebagai obyek wisata teknologi, dan wahana belajar bagi masyarakat tentang pembangkit mikro hidro.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menegah dan Perindustrian Kotabaru Zainal Ariffin, mengemukakan, saudara kita yang tinggal di kaki Pegunungan Meratus, Desa Muara Ore, Kecamatan Hampang, sudah bisa menikmati listrik dengan menggunakan pembangkit mikro hidro.
Mikro hidro Muara Ore memanfaatkan aliran air Sungai Haulan, sekitar 200 meter dari perkampungan Muara Ore. Dan air terjun yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang dapat menghasilkan listrik sekitar 31 KW tersebut memiliki ketinggian sekitar tujuh meter.
Listrik yang diproduksi turbin mikro hidro itu nanti disalurkan ke rumah 76 kepala keluarga.
Pembangunan pembangkit listrik mikro hidro menelan dana sekitar Rp2,2 miliar. Dana tersebut terdiri dari Rp1,5 miliar dari APBN untuk pembangunan pembangkit dan distribusi utama, dan sekitar Rp765 juta dari APBD Kotabaru untuk membangun jaringan ke rumah-rumah penduduk.
Mikro hidro Muara Ore ini merupakan uji coba oleh pemerintah pusat. Apabila berhasil, dan hasilnya benar-benar dinikmati masyarakat, pemerintah pusat akan kembali menggelontorkan dana pembangunan mikro hidro bagi daerah lain yang belum teraliri listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sebelumnya, Bupati Kotabaru Irhami Ridjani mengemukakan, Pemkab Kotabaru berencana membangun pembangkit listrik mikro hidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil yang belum terlayani oleh PT Perusahaan Listrik Negara.
Bupati mengakui hingga saat ini masih ada desa yang belum mendapatkan layanan listrik dari PT PLN, karena kondisi yang sulit untuk dijangkau baik oleh transportasi darat maupun laut.
Irhami mengemukakan penyediaan aliran listrik kepada masyarakat di pelosok desa, pedesaan dan pesisir, terus dilaksanakan dan ditingkatkan setiap tahun, dengan beberapa langkah strategis. Seperti membangun pembangkit listrik mikro hidro, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pembangkit mesin diesel dan yang lainnya.
Pemkab Kotabaru juga sudah berkoordinasi dengan PT PLN untuk memenuhi kesediaan listrik di daerah-daerah terpencil, di mana untuk kondisi sekarang sudah 12 kecamatan yang teraliri listrik selama 24 jam.
Perkembangan pembangunan jaringan listrik dari PLN periode 2011 sejumlah 36.017 pengguna menjadi 38.710 pengguna pada 2014, meningkat sebesar 2.693 pengguna atau 7,5 persen.
Pembangunan listrik melalui PLTS, periode 2011 sebesar 1.865 unit, menjadi 2.166 unit pada 2014, mengalami kenaikan sebesar 301 unit atau sekitar 16 persen.
Sementara itu, pada acara peresmian pembangkit listrik tenaga mikro hidro dii Muara Ore, dihadiri anggota Forum Komunikasi Pimpinan Kepala Daerah.(Forkopinda).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Memanfaatkan energi listrik menggunakan air terjun merupakan salah satu langkah strategis pemerintah daerah untuk memanfaatkan potensi alam guna menghasilkan energi terbarukan," kata Bupati Kotabaru Irhami Ridjani, usai meresmikan pembangkit listrik Mikro Hidro, di Muara Ore, Kotabaru, Rabu.
Bupati meminta daerah lain yang memiliki potensi energi terbarukan, hendaknya dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk kesejahteraan masyarakat di daerah.
Dengan mulai dioperasikannya pembangkit listrik tenaga mikro hidro hendaknya dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan suplay daya listrik, tertama di daerah yang belum dapat dijangkau oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN), seperti Desa Muara Urie.
Menurut bupati, keberadaan pembangkit listrik mikro hidro dapat dijadikan sebagai obyek wisata teknologi, dan wahana belajar bagi masyarakat tentang pembangkit mikro hidro.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menegah dan Perindustrian Kotabaru Zainal Ariffin, mengemukakan, saudara kita yang tinggal di kaki Pegunungan Meratus, Desa Muara Ore, Kecamatan Hampang, sudah bisa menikmati listrik dengan menggunakan pembangkit mikro hidro.
Mikro hidro Muara Ore memanfaatkan aliran air Sungai Haulan, sekitar 200 meter dari perkampungan Muara Ore. Dan air terjun yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang dapat menghasilkan listrik sekitar 31 KW tersebut memiliki ketinggian sekitar tujuh meter.
Listrik yang diproduksi turbin mikro hidro itu nanti disalurkan ke rumah 76 kepala keluarga.
Pembangunan pembangkit listrik mikro hidro menelan dana sekitar Rp2,2 miliar. Dana tersebut terdiri dari Rp1,5 miliar dari APBN untuk pembangunan pembangkit dan distribusi utama, dan sekitar Rp765 juta dari APBD Kotabaru untuk membangun jaringan ke rumah-rumah penduduk.
Mikro hidro Muara Ore ini merupakan uji coba oleh pemerintah pusat. Apabila berhasil, dan hasilnya benar-benar dinikmati masyarakat, pemerintah pusat akan kembali menggelontorkan dana pembangunan mikro hidro bagi daerah lain yang belum teraliri listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sebelumnya, Bupati Kotabaru Irhami Ridjani mengemukakan, Pemkab Kotabaru berencana membangun pembangkit listrik mikro hidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil yang belum terlayani oleh PT Perusahaan Listrik Negara.
Bupati mengakui hingga saat ini masih ada desa yang belum mendapatkan layanan listrik dari PT PLN, karena kondisi yang sulit untuk dijangkau baik oleh transportasi darat maupun laut.
Irhami mengemukakan penyediaan aliran listrik kepada masyarakat di pelosok desa, pedesaan dan pesisir, terus dilaksanakan dan ditingkatkan setiap tahun, dengan beberapa langkah strategis. Seperti membangun pembangkit listrik mikro hidro, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pembangkit mesin diesel dan yang lainnya.
Pemkab Kotabaru juga sudah berkoordinasi dengan PT PLN untuk memenuhi kesediaan listrik di daerah-daerah terpencil, di mana untuk kondisi sekarang sudah 12 kecamatan yang teraliri listrik selama 24 jam.
Perkembangan pembangunan jaringan listrik dari PLN periode 2011 sejumlah 36.017 pengguna menjadi 38.710 pengguna pada 2014, meningkat sebesar 2.693 pengguna atau 7,5 persen.
Pembangunan listrik melalui PLTS, periode 2011 sebesar 1.865 unit, menjadi 2.166 unit pada 2014, mengalami kenaikan sebesar 301 unit atau sekitar 16 persen.
Sementara itu, pada acara peresmian pembangkit listrik tenaga mikro hidro dii Muara Ore, dihadiri anggota Forum Komunikasi Pimpinan Kepala Daerah.(Forkopinda).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015