Pasien COVID-19, Yuniar merasakan pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat sekitar untuk dirinya serta mereka yang terpapar virus, agar segera dapatkan kesembuhan, bukan dijauhi atau warga menjadi sinis terhadap pasien di lingkungan masing-masing.
Ia mengatakan, terpapar virus diduga berasal dari tempat kerjanya, dan mesti menjalani isolasi mandiri bersama ibunya setelah menerima hasil positif tes swab.
"Di mana sebelumnya mengeluhkan gejala dan memeriksakan diri di salah satu fasilitas kesehatan, di Bandung, Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan sempat shok karena hasilnya positif," katanya, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan dia, ketika dinyatakan terpapar, pihaknya sekeluarga merasakan perlakuan yang berbeda dari tetangga dan warga, di sisi lain juga bersyukur dua anak saya tidak positif karena mungkin imunitas tubuh mereka kuat.
Yang diisolasi mandiri adalah dirinya dan ibunda namun yang anak-anak pun mendapat dampak sosial yang kurang nyaman, seperti dari sikap para tetangga.
Bahkan tetangga yang punya warung dan biasa langganan anak-anaknya jajan juga tidak berani melayani mereka, para tetangga malah menjauh ditambah ketakutan akan tertular virus.
Jujur ia mengakui memang dulunya sempat acuh tak acuh dan tidak percaya dengan virus COVID-19, bekerja sebagai admin di sebuah perusahaan.
"Di tempat kerja mengharuskan saya bekerja sering kali lembur, dan bersentuhan dengan beberapa barang kiriman dari luar, tanpa merasa perlu menggunakan hand sanitizer," katanya.
Menurut dia, keluhan sakit karena COVID-19 dirasakannya mulai dari batuk,flu, hingga sesak nafas dan tidak bisa mencium bau-bauan seperti merasa tidak punya hidung, menyadarkan dirinya saat ini untuk aktif ke depannya menerapkan protokol kesehatan.
Setelah dinyatakan ada yang terpapar virus di tempat kerjanya, saat ini makin ketat aturan penerapan protokol kesehatannya, untuk menghindarkan terjadinya penularan virus terulang kembali.
Perkembangan kesehatan pun sudah dirasakan walaupun masih ada keluhan sakit dan belum total sembuh, namun tidak separah sebelumnya dan ia selama ini memiliki gangguan kesehatan yaitu maag.
"Dan karena memang tidak biasa makan dalam porsi lebih banyak disarankan tenaga medis untuk lebih sering makan walaupun dalam jumlah sedikit," katanya.
Dukungan dari keluarga menurut dia akan berdampak positif secara psikologis untuk kesembuhan, misal dari perhatian suami yang mengingatkan istrinya yang sakit untuk rutin konsumsi obat dan makanan.
Serta, tetangga dan warga yang tidak bisa berkunjung langsung pun bisa memberi semangat dengan mendo'akan kesembuhan walau hanya melalui pesan singkat sebagai bentuk empati.
Baca juga: Dokter Isa Anshori ingatkan agar waspada varian baru COVID-19 Delta
Baca juga: Dinamika kasus COVID-19, Bupati HSS ingatkan jangan kendor terapkan prokes
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Ia mengatakan, terpapar virus diduga berasal dari tempat kerjanya, dan mesti menjalani isolasi mandiri bersama ibunya setelah menerima hasil positif tes swab.
"Di mana sebelumnya mengeluhkan gejala dan memeriksakan diri di salah satu fasilitas kesehatan, di Bandung, Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan sempat shok karena hasilnya positif," katanya, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan dia, ketika dinyatakan terpapar, pihaknya sekeluarga merasakan perlakuan yang berbeda dari tetangga dan warga, di sisi lain juga bersyukur dua anak saya tidak positif karena mungkin imunitas tubuh mereka kuat.
Yang diisolasi mandiri adalah dirinya dan ibunda namun yang anak-anak pun mendapat dampak sosial yang kurang nyaman, seperti dari sikap para tetangga.
Bahkan tetangga yang punya warung dan biasa langganan anak-anaknya jajan juga tidak berani melayani mereka, para tetangga malah menjauh ditambah ketakutan akan tertular virus.
Jujur ia mengakui memang dulunya sempat acuh tak acuh dan tidak percaya dengan virus COVID-19, bekerja sebagai admin di sebuah perusahaan.
"Di tempat kerja mengharuskan saya bekerja sering kali lembur, dan bersentuhan dengan beberapa barang kiriman dari luar, tanpa merasa perlu menggunakan hand sanitizer," katanya.
Menurut dia, keluhan sakit karena COVID-19 dirasakannya mulai dari batuk,flu, hingga sesak nafas dan tidak bisa mencium bau-bauan seperti merasa tidak punya hidung, menyadarkan dirinya saat ini untuk aktif ke depannya menerapkan protokol kesehatan.
Setelah dinyatakan ada yang terpapar virus di tempat kerjanya, saat ini makin ketat aturan penerapan protokol kesehatannya, untuk menghindarkan terjadinya penularan virus terulang kembali.
Perkembangan kesehatan pun sudah dirasakan walaupun masih ada keluhan sakit dan belum total sembuh, namun tidak separah sebelumnya dan ia selama ini memiliki gangguan kesehatan yaitu maag.
"Dan karena memang tidak biasa makan dalam porsi lebih banyak disarankan tenaga medis untuk lebih sering makan walaupun dalam jumlah sedikit," katanya.
Dukungan dari keluarga menurut dia akan berdampak positif secara psikologis untuk kesembuhan, misal dari perhatian suami yang mengingatkan istrinya yang sakit untuk rutin konsumsi obat dan makanan.
Serta, tetangga dan warga yang tidak bisa berkunjung langsung pun bisa memberi semangat dengan mendo'akan kesembuhan walau hanya melalui pesan singkat sebagai bentuk empati.
Baca juga: Dokter Isa Anshori ingatkan agar waspada varian baru COVID-19 Delta
Baca juga: Dinamika kasus COVID-19, Bupati HSS ingatkan jangan kendor terapkan prokes
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021