Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan Endang Moernati menyatakan, secara regional angka ibu usia muda melahirkan di provinsi ini masing sangat tinggi.


Diungkapkan dia pada kegiatan Rapat Kerja Daerah Program Pendudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tingkat Provinsi Kalsel tahun 2015, di Banjarmasin, Selasa.

Angka tinggi ibu muda melahirkan di daerah ini sebab masih mencapai 81 per seribu (81/1000) orang ibu melahirkan dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional pada 2013.

Menurut dia, yang disebut ibu muda melahirkan itu masih di usia 15-19 tahun, dan ini pertumbuhan penduduk yang kurang bagus.

Sebab, ungkap Endang, target nasional penekanan angka ibu muda melahirkan ini 30 perseribu (30/1000) orang ibu melahirkan bertujuan keselamatan ibu dan bayinya.

"Jadi dapat dilihat, angka ibu muda yang sudah melahirkan masih sangat tinggi di daerah kita, bahkan lebih 100 persen dari target nasional," ujarnya.

Disebutkan dia, dari hasil survei di 13 kabupaten/kota di daerah ini yang cukup tinggi ibu masih muda sudah melahirkan itu di daerah Kabupaten Tanah Laut mencapai 182 perseribu (182/1000) ibu melahirkan.

"Tapi daerah perkotaan cenderung bagus, seperti di Banjarmasin sekitar 12 per 1000 ibu melahirkan dan Banjarbaru 13 per 1000 ibu melahirkan," ungkapnya.

Fenomena ini, ujar dia, menjadi tantangan pihaknya untuk menekan angka perkawinan dini dan ibu muda melahirkan dengan melaksanakan gencar program KB disosialisasikan kemasyarakat.

"Dukungan dari segala elemen masyarakat membantu program KB ini sangat luar biasa, dan terbukti meningkatkan program kepesertaan KB di daerah ini," ucapnya.

Menurut dia, untuk menekan angka pernikahan dini yang menjadi sumber terjadinya ibu muda melahirkan dengan kerawanan ibu dan anak meninggal dunia, maka diantara program BKKBN adalah melakukan bulusukan menyampaikan program penyuluhan dan sosialisasi dikalangan remaja dalam program Generasi Berencana (Genre) dan Pusat Informasi Konseling (PIK) di sekolah dan kampus.

Di sisi lain, ucap Endang, program KB di Kalsel cukup berhasil dengan bisa menekan angka pertumbuhan penduduk hingga 2,3 persen pada 2014.

Deputi Bidang Pelatihan dan Pemberdayaan BKKBN RI Dr Sanjaya menyatakan apresiasinya terhadap pencapaian program KB di Kalsel yang berjalan cukup signifikan menekan angka pertumbuhan penduduk, dan dia berharap pencepaian tahun ini lebih tinggi lagi.

"Tapi kita mengharapkan, tingginya angka pernikahan dini di daerah ini bisa juga ditekan, sebab persentasinya tertinggi di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin pada Rapat Kerja Daerah Program Pendudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tingkat Provinsi Kalsel tahun 2015 itu berpesan agar semuanya bisa bekerja terpadu dalam menekan angka pertumbuhan di daerah ini, yang tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat.

  "Jadi kita wujudkan mencetak generasi lebih baik dari kita sekarang ini, yakni, kuat, sehat, dan lebih cerdas," ungkapnya.   

Pewarta: Sukarli

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015