Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kalimantan Selatan Prof Sutarto Hadi mengingatkan jika pandemi COVID-19 mengharuskan mahasiswa menjadi generasi adaptif, tangguh dan kreatif agar dapat bertahan di tengah dinamika tantangan yang semakin kompleks.
"Kalau hanya belajar di atas meja tanpa membuka wawasan dan pikiran serta pergaulan yang mengembangkan ilmu dan pengalaman maka mahasiswa akan tergerus di tengah kerasnya kehidupan di masa kini dan akan datang," kata Prof Sutarto di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, adaptif dapat diartikan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Seperti di masa pandemi sekarang, mahasiswa bisa meningkatkan kemampuan belajar dalam perkuliahan daring.
Sehingga keterbatasan belajar tatap muka justru tak menjadi alasan untuk tidak berkembang dalam menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi, ujar dia.
Sedangkan untuk sikap tangguh, mahasiswa harus kuat menghadapi beragam tantangan di masa sulit seperti pandemi. Cita-cita tak boleh padam dan sepatutnya diwujudkan meski segala rintangan menghadang, katanya.
"Menyikapi pandemi, kreativitas juga tak boleh dikesampingkan. Mahasiswa harus memiliki daya cipta agar memunculkan hasil karya yang berbuah prestasi mendukung perkuliahan sekaligus penopang kemandirian ekonomi jika hal yang dilakukan menjadi kegiatan usaha," ujar Prof Sutarto.
Ia mengatakan pula perguruan tinggi negeri terakreditasi A yang dipimpinnya membuka seluas-luasnya ruang bagi mahasiswa mengembangkan diri termasuk untuk berwirausaha.
Seperti halnya I-Pe-Es Shop ULM yang berada di Kantor Pos Cemara Banjarmasin sebagai wujud bagaimana mahasiswa belajar berwirausaha sebagai implementasi kebijakan Kampus Merdeka dan Medeka Belajar yang digaungkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Kemudian melalui HIPMI Goes To Campus, 10 mahasiswa ULM dengan proposal bisnis terbaik dibantu masing-masing Rp10 juta oleh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H Maming untuk membuka usaha.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Kalau hanya belajar di atas meja tanpa membuka wawasan dan pikiran serta pergaulan yang mengembangkan ilmu dan pengalaman maka mahasiswa akan tergerus di tengah kerasnya kehidupan di masa kini dan akan datang," kata Prof Sutarto di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, adaptif dapat diartikan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Seperti di masa pandemi sekarang, mahasiswa bisa meningkatkan kemampuan belajar dalam perkuliahan daring.
Sehingga keterbatasan belajar tatap muka justru tak menjadi alasan untuk tidak berkembang dalam menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi, ujar dia.
Sedangkan untuk sikap tangguh, mahasiswa harus kuat menghadapi beragam tantangan di masa sulit seperti pandemi. Cita-cita tak boleh padam dan sepatutnya diwujudkan meski segala rintangan menghadang, katanya.
"Menyikapi pandemi, kreativitas juga tak boleh dikesampingkan. Mahasiswa harus memiliki daya cipta agar memunculkan hasil karya yang berbuah prestasi mendukung perkuliahan sekaligus penopang kemandirian ekonomi jika hal yang dilakukan menjadi kegiatan usaha," ujar Prof Sutarto.
Ia mengatakan pula perguruan tinggi negeri terakreditasi A yang dipimpinnya membuka seluas-luasnya ruang bagi mahasiswa mengembangkan diri termasuk untuk berwirausaha.
Seperti halnya I-Pe-Es Shop ULM yang berada di Kantor Pos Cemara Banjarmasin sebagai wujud bagaimana mahasiswa belajar berwirausaha sebagai implementasi kebijakan Kampus Merdeka dan Medeka Belajar yang digaungkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Kemudian melalui HIPMI Goes To Campus, 10 mahasiswa ULM dengan proposal bisnis terbaik dibantu masing-masing Rp10 juta oleh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H Maming untuk membuka usaha.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021