Badan Informasi Energi AS (EIA) AS mengatakan dalam sebuah laporan pada Selasa (8/6/2021) bahwa produksi minyak global akan meningkat untuk mengimbangi kenaikan tingkat konsumsi minyak global dalam beberapa bulan mendatang, yang mengarah ke pasar minyak global yang relatif seimbang.
Dalam Prospek Energi Jangka Pendek (Short-Term Energy Outlook/STEO) Juni, EIA memperkirakan kenaikan produksi minyak akan mengakhiri penarikan persediaan minyak global yang terus-menerus yang telah terjadi selama sebagian besar tahun lalu dan mengarah pada pasar minyak global yang relatif seimbang pada paruh kedua tahun ini.
EIA mengatakan kenaikan produksi minyak sebagian besar diperkirakan merupakan hasil dari keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi mereka.
Awal bulan ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk melanjutkan rencana mereka yang ada guna secara bertahap meningkatkan produksi minyak hingga Juli.
Menurut EIA, harga Brent akan tetap mendekati level saat ini pada kuartal ketiga tahun ini, rata-rata 68 dolar AS per barel. Namun, pada tahun 2022, EIA memperkirakan bahwa pertumbuhan produksi yang berkelanjutan dari OPEC+ dan percepatan pertumbuhan produksi minyak ketat AS, bersama dengan pertumbuhan pasokan lainnya, akan melampaui pertumbuhan konsumsi minyak global yang melambat dan berkontribusi pada penurunan harga minyak.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, EIA memperkirakan harga Brent akan mencapai rata-rata 60 dolar AS per barel pada 2022.
Adapun Amerika Serikat, ekonominya terus meningkat karena meredanya pandemi COVID-19, berkontribusi pada penggunaan energi. Ketika harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tetap di atas 60 dolar AS per barel selama 2021 dalam perkiraan saat ini, EIA memperkirakan produsen-produsen akan mengebor dan menyelesaikan sumur yang cukup untuk meningkatkan produksi 2022 dari level 2021.
EIA memperkirakan bahwa produksi minyak AS pada 2022 akan mencapai rata-rata 11,8 juta barel per hari, naik dari rata-rata perkiraan 11,1 juta barel per hari pada tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Dalam Prospek Energi Jangka Pendek (Short-Term Energy Outlook/STEO) Juni, EIA memperkirakan kenaikan produksi minyak akan mengakhiri penarikan persediaan minyak global yang terus-menerus yang telah terjadi selama sebagian besar tahun lalu dan mengarah pada pasar minyak global yang relatif seimbang pada paruh kedua tahun ini.
EIA mengatakan kenaikan produksi minyak sebagian besar diperkirakan merupakan hasil dari keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi mereka.
Awal bulan ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk melanjutkan rencana mereka yang ada guna secara bertahap meningkatkan produksi minyak hingga Juli.
Menurut EIA, harga Brent akan tetap mendekati level saat ini pada kuartal ketiga tahun ini, rata-rata 68 dolar AS per barel. Namun, pada tahun 2022, EIA memperkirakan bahwa pertumbuhan produksi yang berkelanjutan dari OPEC+ dan percepatan pertumbuhan produksi minyak ketat AS, bersama dengan pertumbuhan pasokan lainnya, akan melampaui pertumbuhan konsumsi minyak global yang melambat dan berkontribusi pada penurunan harga minyak.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, EIA memperkirakan harga Brent akan mencapai rata-rata 60 dolar AS per barel pada 2022.
Adapun Amerika Serikat, ekonominya terus meningkat karena meredanya pandemi COVID-19, berkontribusi pada penggunaan energi. Ketika harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tetap di atas 60 dolar AS per barel selama 2021 dalam perkiraan saat ini, EIA memperkirakan produsen-produsen akan mengebor dan menyelesaikan sumur yang cukup untuk meningkatkan produksi 2022 dari level 2021.
EIA memperkirakan bahwa produksi minyak AS pada 2022 akan mencapai rata-rata 11,8 juta barel per hari, naik dari rata-rata perkiraan 11,1 juta barel per hari pada tahun ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021