Boyolali, (Antaranews Kalsel) - Jumlah pendaki ke puncak Gunung Merapi melalui jalur Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sejak dibuka 16 Maret hingga sekarang terus meningkat, kata anggota Tim SAR Barameru Lencoh Boyolali, Samsuri.


Jumlah pendaki ke Merapi pada Jumat (20/3) bersamaan hari libur mencapai sekitar 400 orang, sedangkan Sabtu (21/3) meningkat hingga 700 pendaki, kata Samsuri di Boyolali, Senin.  

Menurut dia, para pendaki datang dari berbagai kota di Pulau Jawa, antara lain Surabaya, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Purwokerta. "Puncaknya jumlah pendaki terjadi pada Sabtu (22/3) malam yang tercatat sebanyak 700 orang," katanya.

Mayoritas para pendaki adalah mahasiswa dan pelajar yang menikmati keindahan alam di puncak Merapi pada masa liburan sekolah sejak dibukanya jalur pendakian Merapi pada 16 Maret.

Bahkan, katanya, sejumlah pendaki Merapi juga datang wisatawan dari mancanegara seperti Prancis dan Belanda untuk menikmati keindahan alam pegunungan atau keperluan kegiatan penelitian. Karena, Gunung Merapi merupakan salah satu gunung teraktif di Dunia hingga sekarang.

"Jumlah pendaki sejak dibuka jalur pendakian Merapi oleh Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi Boyolali, hingga lima hari terakhir ini, totalnya mencapai 1.700 pendaki," kata Samsuri yang juga petugas retribusi wisata pendakian dari BTNGM di Dukuh Plalangan Boyolali itu.

Menurut dia, para pendaki melakukan pendakian Merapi sekarang lebih mudah, karena jalur menuju puncak melalui pintu Plalangan sudah dipasang papan nama petunjuk arah lokasi.

Para pendaki dapat menikmati pemandangan pegunungan yang indah  dari puncak Pasar Bubrah yang memiliki ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut.

Bahkan, pendaki Merapi juga sekarang lebih nyaman karena jalur ke puncak di sebelah kanan dan kiri ditanami pohon antara lain jenis bambu dan puspa.

Para Pendaki dapat mendirikan tenda di pos kedua dan atasnya ke Pasar Bubrah untuk memanjakan diri melihat kehindahan saat matahari terbit dari timur atau "sunrise".

Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada para pendaki untuk membawa perlengkapan yang dibutuhkan pada musim hujan saat ini, seperti jas hujan, jaket tebal, perlengkapan pendakian, logistik secukupnya, dan membawa handphone untuk menghubungi petugas SAR ketika membutuhkan.

"Kami imbau pendaki jangan lupa mendaftarkan identitasnya ke petugas setempat agar semua bisa terpantau oleh petugas," katanya.

Ia menjelaskan bagi pendaki yang melakukan perjalanan ke puncak saat terjadi kabut tebal dengan jarak pandang hanya satu meter diminta menghentikan sementara. Pendaki bisa istirahat sambil menunggu kabut hilang untuk melanjutkan perjalanan.

Para pendaki yang naik ke puncak harus mendaftarkan identitas dengan membeli tiket retribusi sebesar Rp15 ribu per orang untuk hari biasa, sedangkan hari libur atau malam Minggu Rp17.500 per orang, jelasnya./e

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015