Kepala Pelaksana(Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Syamsudin, menyampaikan imbauan untuk masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam, baik banjir maupun longsor.
Ia mengatakan, imbauan tersebut disampaikan ke masing-masing camat di wilayah Kabupaten HSS diteruskan kepada masyarakat, mengingat hingga saat ini curah hujan masih tinggi, sekaligus menindaklanjuti data BMKG karena di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), termasuk HSS menjadi daerah siaga bencana.
"Untuk bencana longsor kita imbau masyarakat berhati-hati terutama mereka yang tinggal atau beraktifitas di lereng pegunungan, sementara untuk banjir bagi masyarakat yang tentunya berada di sekitar bantaran atau aliran sungai," katanya, Minggu (16/5) sore.
Baca juga: Wabup HSS terjun langsung pencarian korban longsor dan berikan santunan
Dijelaskan dia, untuk bencana longsor memang telah terjadi beberapa waktu lalu di Batu Bini, Kecamatan Padang Batung yang mengakibatkan empat pekerja tambang batu gunung meninggal, proses pencarian dan evakuasi para korban telah diselesaikan.
Sementara, luapan air sempat terjadi di Kecamatan Telaga Langsat dan Angkinang, air sempat naik Kamis (13/5) lalu hingga ke jalan, namun untuk rumah warga masih aman. Kalau ada hanya sampai di teras rumah, luapan air di Angkinang juga air kiriman dari banjir di Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Meski luapan air tersebut belum berdampak besar bagi masyarakat, namun jajarannya terus melakukan pemantauan dan pengecekan sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan dini terhadap terjadinya bencana alam.
Dari 11 kecamatan yang ada di HSS, ada delapan Kecamatan rawan banjir yaitu Kecamatan Loskado, Padang Batung, Angkinang, Kecamatan Sungai Raya, Kandangan, Daha Utara, Daha Selatan dan Daha Barat. Sedangkan daerah rawan longsor diantaranya, Kecamatan Loksado, Padang Batung dan Telaga Langsat.
Baca juga: Korban terakhir longsor Batu Bini, Padang Batung akhirnya ditemukan
"Faktor dominan memicu terjadi banjir atau longsor di Kabupaten HSS karena faktor cuaca, wilayah HSS secara geofrafis merupakan daerah lintasan Sungai Loksado, Amandit dan Sungai Nagara," katanya.
Ketua Tagana Kabupaten HSS, Samsuni, mengatakan dalam mengantisipasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang sering terjadi saat musim hujan, dirinya bersama 67 anggota tersebar di 11 Kecamatan di Kabupaten HSS terus memantau atau memonitor perkembangan air jika hujan terjadi.
“Selama 24 jam semua anggota Tagana siap di posko jika terjadi bencana, peralatan seperti perahu karet, tenda sampai mobil dapur umum siap digunakan jika terjadi suatu saat terjadi bencana alam," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Ia mengatakan, imbauan tersebut disampaikan ke masing-masing camat di wilayah Kabupaten HSS diteruskan kepada masyarakat, mengingat hingga saat ini curah hujan masih tinggi, sekaligus menindaklanjuti data BMKG karena di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), termasuk HSS menjadi daerah siaga bencana.
"Untuk bencana longsor kita imbau masyarakat berhati-hati terutama mereka yang tinggal atau beraktifitas di lereng pegunungan, sementara untuk banjir bagi masyarakat yang tentunya berada di sekitar bantaran atau aliran sungai," katanya, Minggu (16/5) sore.
Baca juga: Wabup HSS terjun langsung pencarian korban longsor dan berikan santunan
Dijelaskan dia, untuk bencana longsor memang telah terjadi beberapa waktu lalu di Batu Bini, Kecamatan Padang Batung yang mengakibatkan empat pekerja tambang batu gunung meninggal, proses pencarian dan evakuasi para korban telah diselesaikan.
Sementara, luapan air sempat terjadi di Kecamatan Telaga Langsat dan Angkinang, air sempat naik Kamis (13/5) lalu hingga ke jalan, namun untuk rumah warga masih aman. Kalau ada hanya sampai di teras rumah, luapan air di Angkinang juga air kiriman dari banjir di Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Meski luapan air tersebut belum berdampak besar bagi masyarakat, namun jajarannya terus melakukan pemantauan dan pengecekan sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan dini terhadap terjadinya bencana alam.
Dari 11 kecamatan yang ada di HSS, ada delapan Kecamatan rawan banjir yaitu Kecamatan Loskado, Padang Batung, Angkinang, Kecamatan Sungai Raya, Kandangan, Daha Utara, Daha Selatan dan Daha Barat. Sedangkan daerah rawan longsor diantaranya, Kecamatan Loksado, Padang Batung dan Telaga Langsat.
Baca juga: Korban terakhir longsor Batu Bini, Padang Batung akhirnya ditemukan
"Faktor dominan memicu terjadi banjir atau longsor di Kabupaten HSS karena faktor cuaca, wilayah HSS secara geofrafis merupakan daerah lintasan Sungai Loksado, Amandit dan Sungai Nagara," katanya.
Ketua Tagana Kabupaten HSS, Samsuni, mengatakan dalam mengantisipasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor yang sering terjadi saat musim hujan, dirinya bersama 67 anggota tersebar di 11 Kecamatan di Kabupaten HSS terus memantau atau memonitor perkembangan air jika hujan terjadi.
“Selama 24 jam semua anggota Tagana siap di posko jika terjadi bencana, peralatan seperti perahu karet, tenda sampai mobil dapur umum siap digunakan jika terjadi suatu saat terjadi bencana alam," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021