Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banjarmasin Ruslan Fajar mengaku menyambut positif adanya tes GeNose C19 di Kalimantan Selatan untuk skrining COVID-19 bagi calon penumpang angkutan udara dan laut yang diyakininya dapat menekan surat tes cepat antigen palsu yang kerap ditemukan selama ini.
"Kalau GeNose C19 kan langsung dites di bandara atau pelabuhan sebelum berangkat, jadi dijamin keasliannya dapat dipertanggungjawabkan," kata dia di Banjarbaru, Kamis.
Diakui Ruslan, selama ini petugasnya yang melakukan pemeriksaan dokumen bebas COVID-19 untuk calon penumpang baik di bandara maupun pelabuhan sering menemukan surat keterangan tes cepat antigen palsu.
"Petugas saya sering berdebat ketika menemukan ada surat antigen yang diduga palsu. Harus nelpon sana sini untuk verifikasi menanyakan kebenarannya. Akhirnya kita bermasalah di keberangkatan," bebernya.
Sedangkan GeNose C19 yang sementara hanya ada di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin dan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, menurut Ruslan justru lebih efektif mencegah pemalsuan hasil tes.
"GeNose kan berlakunya hanya 1x24 jam. Hari ini mau berangkat, hari ini juga tesnya langsung di bandara atau pelabuhan. Secara hitung-hitungan juga masih lebih murah dibanding antigen. Tes GeNose Rp40 ribu, kalau antigen di atas Rp100 ribu. Jika pulang pergi dengan GeNose hanya perlu Rp80 ribu," paparnya.
Kemudian dia juga mengingatkan petugasnya tak akan menerima jika ada masyarakat atau calon penumpang yang sudah dinyatakan positif hasil GeNose C19, kemudian melakukan tes ulang antigen dengan hasil negatif dengan harapan bisa berangkat.
"Kalau mau tes lagi ya tes usap PCR karena baik GeNose maupun antigen itu hanya skrining. Sedangkan golnya PCR," tegasnya.
GeNose C19 yang diciptakan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga diketahui lebih sensitif dalam mendeteksi COVID-19.
Dijelaskan Ruslan, bagi seseorang yang ingin melakukan tes GeNose C19 disarankan untuk tidak makan dan minum 30 menit sebelumnya. Sebaliknya jika tidak makan dalam enam jam terakhir, juga disarankan kumur-kumur dulu sebelum tes.
"Karena kalau bekas makan misalnya pedas, itu sangat sensitif hasilnya bisa positif. Begitu juga jika asam lambung naik karena tidak makan lama, bisa jadi positif hasilnya," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Kalau GeNose C19 kan langsung dites di bandara atau pelabuhan sebelum berangkat, jadi dijamin keasliannya dapat dipertanggungjawabkan," kata dia di Banjarbaru, Kamis.
Diakui Ruslan, selama ini petugasnya yang melakukan pemeriksaan dokumen bebas COVID-19 untuk calon penumpang baik di bandara maupun pelabuhan sering menemukan surat keterangan tes cepat antigen palsu.
"Petugas saya sering berdebat ketika menemukan ada surat antigen yang diduga palsu. Harus nelpon sana sini untuk verifikasi menanyakan kebenarannya. Akhirnya kita bermasalah di keberangkatan," bebernya.
Sedangkan GeNose C19 yang sementara hanya ada di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin dan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, menurut Ruslan justru lebih efektif mencegah pemalsuan hasil tes.
"GeNose kan berlakunya hanya 1x24 jam. Hari ini mau berangkat, hari ini juga tesnya langsung di bandara atau pelabuhan. Secara hitung-hitungan juga masih lebih murah dibanding antigen. Tes GeNose Rp40 ribu, kalau antigen di atas Rp100 ribu. Jika pulang pergi dengan GeNose hanya perlu Rp80 ribu," paparnya.
Kemudian dia juga mengingatkan petugasnya tak akan menerima jika ada masyarakat atau calon penumpang yang sudah dinyatakan positif hasil GeNose C19, kemudian melakukan tes ulang antigen dengan hasil negatif dengan harapan bisa berangkat.
"Kalau mau tes lagi ya tes usap PCR karena baik GeNose maupun antigen itu hanya skrining. Sedangkan golnya PCR," tegasnya.
GeNose C19 yang diciptakan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga diketahui lebih sensitif dalam mendeteksi COVID-19.
Dijelaskan Ruslan, bagi seseorang yang ingin melakukan tes GeNose C19 disarankan untuk tidak makan dan minum 30 menit sebelumnya. Sebaliknya jika tidak makan dalam enam jam terakhir, juga disarankan kumur-kumur dulu sebelum tes.
"Karena kalau bekas makan misalnya pedas, itu sangat sensitif hasilnya bisa positif. Begitu juga jika asam lambung naik karena tidak makan lama, bisa jadi positif hasilnya," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021