Komunitas peseluncur "Jakarta Skateboarding"  mengakui kesalahan kolega mereka yang menyebabkan kerumunan di trotoar kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Rabu (3/3) kemarin.

Namun, mereka juga tidak mau penindakan terhadap kesalahan tersebut dilakukan dengan kekerasan.

"Kondisi (di Thamrin)-nya, kalau dibilang peseluncurnya salah. Tapi ada kesalahan juga dari Satpol PP karena melakukan kekerasan," ujar pengurus "Jakarta Skateboarding" Satria Vije saat dihubungi di Jakarta, Kamis malam.

Dia menilai peristiwa tersebut menjadi viral di media sosial karena adanya kekerasan yang dilakukan petugas.

Karena itu, ia berharap sanksi terhadap para pelanggar protokol kesehatan bisa diberlakukan seperti hukuman biasanya saja, seperti menyapu, membersihkan tempat usai digunakan dan lain-lain.

"Sebelumnya kami pernah melakukan kebersihan (karena melanggar prokes) tapi enggak diperlakukan kasar. Itu kan viral karena terjadi kekerasan, kan?" kata Satria.

Ia mengatakan komunitas peseluncur bersepakat untuk tidak memperpanjang lagi permasalahan tersebut.



Sebelumnya, beredar video pada 3 Maret 2021 tentang penertiban petugas Satpol PP dengan pemain skateboard yang diwarnai ketegangan.
Penertiban pemain skateboard itu terjadi di sekitar Hotel Mandarin di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.

Terlihat dalam video tersebut, ada empat o
petugas Satpol PP yang berusaha mengamankan dua pemain skateboard hingga terjadi cekcok.

Kemudian petugas Satpol PP berupaya meminta alat seluncur milik orang tersebut. Bahkan tidak hanya ingin mengamankan skateboard saja, petugas juga berusaha untuk mengamankan dua orang tersebut ke kantor Satpol PP.

Pewarta: Abdu Faisal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021