Warga RT 2 dan RT 4 Desa Bukit Mulia, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, merasa was tinggal di rumah mereka akibat lobang bekas tambang batubara di dekat permukiman mereka hingga kini tidak dilakukan reklamasi.
"Lobang bekas tambang batubara ini dibiarkan begitu saja setelah ditinggalkan perusahaan tambang tiga tahun lalu,"ujar warga RT 2 Desa Bukit Mulia, Kecamatan Kintap Purwanto, Rabu (3/3).
Menurut dia, akibat lobang tambang yang hanya berjarak dari rumahnya sekitar enam meter itu membuat mereka was-was apabila hujan gurun tengah malam.
"Saat hujan tengah malam kami sekeluarga was-was kalo halaman rumah longsor," ucapnya.
Perasaan was-was itu, sebut dia, setelah lobang tambang batubara itu dibiarkan begitu saja oleh perusahaan yang menambang.
"Melihat kondisi ini kami beberapa kali melaporkan masalah tersebut ke Kantor Desa Bukit Mulia, namun hingga kini belum ada jawaban yang pasti," terangnya.
Dia berharap, dengan kondisi saat ini ada upaya baik perusahaan yang menambang di dekat rumah warga memperhatikan kondisi permukiman mereka.
"Dulu ada upaya baik yang ditawarkan perusahaan yang menambang di dekat permukiman kami untuk merelokasi atau ganti rugi. Sayangnya hingga kini kabarnya tidak ada lagi," tandasnya.
Terpisah, warga RT 4 Desa Bukit Mulia Ruswanto menambahkan, akibat bekas lobang tambang itu halaman rumahnya longsor.
Bahkan, jelas dia, dapur belakang rumah dindingnya mulai retak'retak dan sangat dikhawatirkan longsong akibat hujan bangunan rumahnya ikut hanyut.
"Jarak rumah saya dengan lobang bekas galian tambang tinggal tiga meter saja, kalo hujan lebat dikhawatirkan ikut longsor "bebernya.
Dia berharap, permasslahan ini bisa segera diatasi perusahaan yang dulu menambang batubara didekat permukiman warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Lobang bekas tambang batubara ini dibiarkan begitu saja setelah ditinggalkan perusahaan tambang tiga tahun lalu,"ujar warga RT 2 Desa Bukit Mulia, Kecamatan Kintap Purwanto, Rabu (3/3).
Menurut dia, akibat lobang tambang yang hanya berjarak dari rumahnya sekitar enam meter itu membuat mereka was-was apabila hujan gurun tengah malam.
"Saat hujan tengah malam kami sekeluarga was-was kalo halaman rumah longsor," ucapnya.
Perasaan was-was itu, sebut dia, setelah lobang tambang batubara itu dibiarkan begitu saja oleh perusahaan yang menambang.
"Melihat kondisi ini kami beberapa kali melaporkan masalah tersebut ke Kantor Desa Bukit Mulia, namun hingga kini belum ada jawaban yang pasti," terangnya.
Dia berharap, dengan kondisi saat ini ada upaya baik perusahaan yang menambang di dekat rumah warga memperhatikan kondisi permukiman mereka.
"Dulu ada upaya baik yang ditawarkan perusahaan yang menambang di dekat permukiman kami untuk merelokasi atau ganti rugi. Sayangnya hingga kini kabarnya tidak ada lagi," tandasnya.
Terpisah, warga RT 4 Desa Bukit Mulia Ruswanto menambahkan, akibat bekas lobang tambang itu halaman rumahnya longsor.
Bahkan, jelas dia, dapur belakang rumah dindingnya mulai retak'retak dan sangat dikhawatirkan longsong akibat hujan bangunan rumahnya ikut hanyut.
"Jarak rumah saya dengan lobang bekas galian tambang tinggal tiga meter saja, kalo hujan lebat dikhawatirkan ikut longsor "bebernya.
Dia berharap, permasslahan ini bisa segera diatasi perusahaan yang dulu menambang batubara didekat permukiman warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021